Harbin: Usaha Membunuh Perdana Menteri

Candra Aditya
|
detikPop

EDITORIAL RATING

3/5

AUDIENCE RATING

-
Harbin

Sinopsis:

Pada 1909, perlawanan pejuang kemerdekaan Korea terhadap penjajahan Kekaisaran Jepang mencapai titik genting. Kisah heroik ini diceritakan melalui perjalanan Ahn Jung-geun (diperankan oleh Hyun Bin), seorang pejuang yang pulang ke markas setelah misi panjang di tengah musim dingin yang ganas. Namun, bukannya disambut hangat, kedatangan Jung-geun justru menuai kecurigaan dari rekan-rekannya.

Dugaan Pengkhianatan dan Penebusan Dosa
Kehilangan sebagian besar pejuang dalam serangan sebelumnya membuat kepemimpinan Jung-geun diragukan. Lee Chang-seop (Lee Dong-wook), salah satu pejuang, bahkan mencurigainya sebagai mata-mata Jepang. Keputusan Jung-geun untuk tidak mengeksekusi Tatsuo Mori (Park Hoon), seorang komandan Jepang, memperburuk situasi.

Keputusan itu berujung tragis ketika Mori melacak kelompok mereka dan membantai rekan-rekan seperjuangan Jung-geun dengan meriam. Rasa bersalah yang mendalam mendorong Jung-geun untuk melakukan misi besar: membunuh Ito Hirobumi (Lily Franky), Perdana Menteri pertama Jepang sekaligus mantan Gubernur Residen Korea, yang dianggap sebagai simbol penjajahan Jepang.

Jung-geun bersama timnya merancang pembunuhan terhadap Ito Hirobumi yang dijadwalkan melakukan perjalanan dari China ke Rusia. Target mereka adalah meledakkan gerbong kereta Ito sebelum ia tiba di Rusia untuk berdiskusi dengan Menteri Keuangan Rusia, Vladimir Kokovtsov. Namun, rencana ini tidak berjalan mulus. Intelijen Jepang terus mengawasi, memaksa mereka untuk mengubah strategi berkali-kali.

Di tengah tekanan, tim operasi juga harus menghadapi Tatsuo Mori yang kini ditugaskan untuk memburu para pejuang kemerdekaan. Kejar-kejaran penuh ketegangan antara kedua pihak menjadi latar utama dari upaya terakhir untuk membunuh Ito Hirobumi di stasiun Harbin, China, yang berada di bawah kendali Rusia.

Review:

Hidup Ahn Jung-geun (Hyun Bin) sebenarnya mungkin tidak akan menjadi seruwet ini kalau ia mendengar kawan-kawannya. Ia memutuskan untuk mengampuni tentara Jepang yang kalah, termasuk ketuanya yang bernama Tatsuo Mori (Park Hoon) dengan alasan bahwa mereka tidak akan ada bedanya dengan orang-orang jahat ini kalau mereka melakukan hal yang sama. Tapi ini medan perang, bukan dongeng. Tatsuo Mori bukannya membalas kebaikan Ahn Jung-geun dengan mundur tapi malah membantai tentara Jung-geun yang tersisa. Untuk membalas atas kekalahan ini, Jung-geun pun berencana untuk melakukan hal yang sulit: membunuh perdana menteri Ito Hirobumi.

Kalau kamu sempat menonton film musikal Hero dua tahun lalu yang dimainkan oleh Jung Sung-hwa dan Kim Go-eun, cerita dalam Harbin mungkin tidak akan terasa asing. Dua-duanya sama-sama menceritakan kejadian legendaris yang sama. Bedanya adalah di genre. Kalau Hero adalah sebuah musikal dengan bumbu humor dan drama yang mengharu biru, Harbin adalah sebuah thriller yang mengutamakan ketegangan sebagai bumbu utamanya.

Sutradara Woo Min-ho menulis skrip Harbin bersama Kim Min-seong untuk menggambarkan betapa peliknya urusan membunuh perdana menteri. Meskipun karakter protagonis dan antagonisnya jelas, dalam film ini ia membuat beberapa karakter abu-abunya se-ambigu mungkin. Siapa yang akan berkhianat, siapa yang akan membelot? Pertanyaan-pertanyaan ini mewarnai Harbin ditambah dengan situasi-situasi lain yang membuat karakter utamanya terasa kesulitan mengerjakan misi utamanya.

Sayangnya secara keseluruhan, Harbin kekurangan karakter yang mencuri perhatian untuk membuat film ini terasa spesial, terutama jika dibandingkan dengan film-film sejenis atau bahkan dengan Hero. Sebagai karakter utama, Ahn Jung-geun memang memiliki peran yang besar tapi ia gagal membuat saya sebagai penonton untuk benar-benar peduli dengan karakternya. Ia dibuat terlalu berjarak dan kurang kharismatik. Selain ia, mungkin karakter Kim Sang-hyun (Jo Woo-bin) yang paling mencuri perhatian. Itu pun karena karakternya memang sengaja didesain untuk membingungkan penonton. Dibandingkan dengan Hero yang diisi dengan karakter-karakter yang penuh warna, film ini jelas kalah.

Dari segi editing, Harbin juga sayangnya agak terseok-seok di tengah. Pembukaannya sangat meyakinkan. Tapi setelah tragedi yang menjadi katalis karakter utamanya, filmnya seperti kekurangan gas. Meskipun film ini kembali menemukan ritmenya lagi di menjelang babak ketiga, tapi rasa jengah di tengahnya tetap terasa.

Tapi untungnya, Woo Min-ho tahu bagaimana cara menampilkan adegan yang sinematik dan menegangkan. Ia bersama sinematografer Hong Kyung-pyo (yang juga bertanggung jawab atas visual Snowpiercer, The Wailing, Burning dan Parasite) sanggup menampilkan gambar yang tidak hanya enak dilihat tapi juga membantu penonton untuk mencengkeram kursi bioskop. Harbin dipersembahkan seperti panggung teater dimana blockingan aktornya terasa seperti drama. Sementara itu adegan aksi-aksinya ditata dengan cemerlang sehingga adegan sesederhana siapa yang sebenarnya si penyusup bisa diterjemahkan dengan cantik, hanya dalam sekumpulan gambar di dalam kereta api.

Harbin mungkin tidak akan menyenangkan semua orang. Tapi untuk kamu yang belum pernah menyaksikan kisah nyata ini, film ini jelas patut dicoba untuk menghibur awal tahun barumu. Harbin memang tidak bisa menyembunyikan identitasnya sebagai film propaganda tapi setidaknya kapan lagi kamu bisa melihat wujud Hyun Bin dan Lee Dong-wook di layar besar bioskop?

Harbin dapat disaksikan di seluruh jaringan bioskop di Indonesia.


TAGS


MOVIE LAINNYA

SHOW MORE