.webp)
Visual Film Pelangi di Mars, Didukung Teknologi XR dan Unreal Engine
Upie Guava sebelumnya menggarap film dokumenter Kemarin yang menceritakan tentang band Seventeen saat terhantam tsunami. Karyanya itu masuk dalam nominasi Film Dokumenter Panjang Terbaik FFI 2021.
Tahun ini, Upie kembali membuat gebrakan dengan menggarap film Pelangi di Mars bekerjasama dengan Rumah Produksi Mahakarya Pictures.
Memulai produksi sejak 2020, film ini menceritakan kisah dengan latar Mars dengan setting tahun 2100. Visual Pelangi di Mars pun diperlihatkan.
Untuk membuat film ini, Upie Guava menggunakan teknologi XR (Extended Reality). Dilihat dari berbagai sumber, XR diartikan sebagai kombinasi interaksi grafis yang dibuat oleh manusia dan komputer dalam realitas serta lingkungan virtual.
Selain itu, dia juga menggunakan Unreal Engine. Secara sederhana, unreal engine dilihat dari berbagai sumber adalah mesin permainan grafis komputer 3D dan alat pembuat yang memungkinkan pengembang permainan video untuk menciptakan dunia dan permainan di luar imajinasi.
 Adegan film Pelangi di Mars Foto: dok. Mahakarya Pictures |
"Film ini sudah kami persiapkan dari tahun 2020, mulai dari cerita, universe, teknologi, dan timnya. Mudah-mudahan film ini bisa menghibur dan memberi pengalaman yang tak terlupakan untuk keluarga Indonesia," kata Dendi dari Mahakarya Pictures dalm keterangan, Jumat (27/12/2024).
Didukung dengan dua teknologi tersebut, visual film Pelangi di Mars diharapkan bisa membawa penggambaran planet Mars terlihat nyata di layar. Upie Guava dan Dendi Reynando mengatakan film ini perpaduan imajinasi dan inovasi teknologi yang menjanjikan pengalaman sinematik luar biasa dengan menggabungkan syuting live action dan animasi.
Tanggal tayang film Pelangi di Mars belum dirilis. Di sini penikmat film seperti diajak melintasi galaksi. Teaser Pelangi di Mars menampilkan kondisi yang tidak biasa dilihat di Bumi. Ada robot dan sejumlah manusia yang diperlihatkan dengan baju luar angkasa seperti seorang astronot.
(pus/dar)
