Rocky dan Kopi Bikin Ingatan Sylvester Stallone 'Rusak'

Asep Syaifullah
|
detikPop
Sylvester Stallone tengah menyiapkan Rambo 5.
(Foto: Instagram/officialslystallone) Sylvester Stallone.
Jakarta -

Selalu ada cerita menarik (walau kadang disturbing) di balik produksi sebuah film. Apalagi yang ikonik kayak saga Rocky. Cerita dari proses produksi Rocky 3 (1982) ini dibagikan oleh Sylvester Stallone. Katanya demi bisa membentuk tubuh sempurna di film itu dia melakukan diet berbahaya sampai-sampai mengalami gangguan memori.

Dalam sebuah wawancara bersama WSJ dikutip Senin (16/12/2024), aktor kelahiran 6 Juli 1946 itu mengaku sulit menurunkan berat badan. Jadi dia mau nggak mau menjalani diet ekstrem yang ternyata berdampak ke otaknya.

Gangguan memori yang dia alami mulai disadari Stallone ketika dia lupa nomor telepon sendiri. Aduh!

Adegan Sylvester Stallone di film Rocky (1976).Adegan Sylvester Stallone di film Rocky (1976). Foto: Dok. MGM Studios

"Aku kan suka ngopi dan biasanya bisa minum 10 gelas kopi per hari. Tapi pas syuting Rocky 3, aku bisa minum sampai 25 kopi per hari. Menu sarapan saat itu juga sedikit, mungkin cuma dua kukis oatmeal dan 10 gelas kopi karena aku mau memangkas lemak jadi 2,8 persen," katanya.

"Gara-gara itu aku jadi lupa banyak hal. Bahkan nomor teleponku sendiri gak inget! Saat itu aku hanya makan ikan tuna dan memoriku terganggu sampai (ada yang) benar-benar hilang. Aku merasakan semua efek fisik yang melemahkan karena diet itu," tambah aktor 78 tahun itu.

Rocky 3 disutradarai sendiri olehnya sekaligus memerankan Rocky Balboa. Di situ Rocky dikisahkan melawan petinju muda yang terkenal bengis di atas ring bernama James Clubber Lang.

Era penayangan Rocky 3 merupakan masa keemasan Sylvester Stallone. Di antara aktor berbadan tegap berotot, dia merupakan salah satu ikonnya. Tapi itu bukan berarti Stallone nggak punya pesaing.

Di tahun 1980-an, rivalitasnya dengan Arnold Schwarzenegger sangat terasa. Bahkan gegara persaingan itu, Schwarzenegger terpaksa merombak film berjudul Commando miliknya agar terasa berbeda dengan karya Stallone lainnya yang populer yakni Rambo.

Arnold Schwarzenegger dan Sylvester Stallone.Arnold Schwarzenegger dan Sylvester Stallone. Foto: Dok. Ist

Dalam wawancara bersama Radio Times, penulis Commando yakni Steven E de Souza menyebutkan Arnold meminta untuk mengubah alur cerita karena tak mau kalah saing dengan Rambo: First Blood Part II milik Sylvester Stallone yang dirilis pada tahun 1985.

Di tahun itu penonton disajikan duel epik dari masing-masing bintang laga terbesar di dunia melalui film mereka yaitu Commando dan Rambo.

"Saya setuju dengan Arnold (bahwa film ini akan sukses). Saat itu adalah masa-masa Rambo versus Commando dan keduanya memiliki persaingan yang cukup lama, namun Arnold memperkirakan bahwa orang-orang masih akan membicarakan film ini karena tidak dianggap serius dan lebih sadar diri. Dan Rambo menganggap dirinya sangat serius. ... Saya menyalahkan Sylvester Stallone karena mengacaukan bagian akhir (Commando)," ujarnya.

Ia lalu menceritakan bagaimana Rambo II membuat film Commando seolah diacak-acak karena persaingan itu. Mereka tak mau kalah dengan apa yang dilakukan Sylvester Stallone dan menghabiskan anggaran untuk hal yang justru di luar naskah.

"(Sutradara Commando) Mark L. Lester telah melihat sekilas tentang Rambo II dan dia berkata Stallone membunuh satu juta orang jadi kita harus membunuh lebih banyak orang. Jadi yang terjadi adalah Mark menghabiskan anggaran terlalu banyak dalam adegan pasukan swasta dimusnahkan. Penembakan acak ratusan orang tidak ada dalam naskah. Jadi mereka menghabiskan anggaran dan kemudian berkata kami tidak punya uang untuk memfilmkan apa yang Anda tulis," pungkasnya.

(ass/aay)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO