.webp)
Cerita Nyata Miracle in Cell No. 7 Menyayat Hati
Gak bisa menahan perilaku kasar dari polisi, Jeong Won Seop pun memberikan pengakuan palsu, lalu dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Tahu apa yang dilakukan polisi biar bikin Won Seop bicara?
Diceritakan dalam SBS 'Story of That Day Season 2', polisi melakukan interogasi gaya pesawat. Dia hanya mengenakan celana dalam lalu digantung terbalik di udara.
Gak cuma itu, ada juga gaya waterboarding, bentuk penyiksaan yang menyerupai sensasi tenggelam dengan menutupi wajah seseorang dengan kain dan menuangkan air ke wajah mereka saat mereka dalam posisi terbalik.
Air itu juga dicampur bubuk cabai merah biar sensasinya lebih mengerikan. Gak cuma menyiksa Won Seop, polisi juga mengintimidasi saksi lain dan menciptakan kesaksian palsu.
Setelah mengalami penyiksaan ini selama jangka waktu yang tidak diketahui, Jeong Won Seop akhirnya mengakui pembunuhan tersebut dan memulai hukuman penjara seumur hidupnya.
Selama ditahan, ada desas-desus tersiar soal saksi-saksi yang dipaksa polisi buat memberikan keterangan palsu, tapi tetap saja, pengadilan menolak permintaan buat mengadili ulang.
Pada 2005, dibentuk sebuah komite yang merekomendasikan persidangan ulang. Hingga pada 28 November 2008, pengadilan menyatakan Won Seop gak bersalah atas berbagai tuduhan tersebut.
Dia dibebaskan setelah 15 tahun dipenjara dengan pembebasan bersyarat. Won Seop baru dibebaskan sepenuhnya dari kejahatan itu, 36 tahun kemudian. Selama itu juga, dia harus terpisah dengan anaknya.
Kisah itu, merupakan inspirasi dari film Miracle in Cell No. 7 yang dirilis pada 2013. Film itu mendapatkan banyak penghargaan, termasuk Blue Dragon Film Awards dengan kategori Audience Choice Awards for Most Popular Movie.
Aktor-aktornya pun bersinar sepanjang penghargaan di tahun itu. Dalam ajang Korean Association of Film Critics Awards, Park Shin-Hye meraih Best Supporting Actress. Dia juga mendapat penghargaan Most Popular Actress dari BaekSang Arts Awards. Lawan mainnya, Ryoo Seung-Ryong, meraih Best Actor, Best Screenplay juga jatuh kepada Lee Hwan-Kyung.
Miracle in Cell No. 7 lalu digarap juga oleh studio di beberapa negara termasuk Turkiye, Filipina, India hingga Indonesia. Di Indonesia, Falcon Pictures berhasil mengadaptasi cerita itu, lalu merilisnya pada 2022 yang membuatnya masuk dalam film terlaris sepanjang masa dengan menjual 5,8 juta tiket.
Di Asia Contents and Film Market di Busan, para kreator di balik film asli dan film yang dibuat ulang tersebut berbicara tentang kolaborasi yang gak biasa antara dua perusahaan film besar Asia, Falcon Pictures dan Contents Panda dari Korea Selatan.
"Remake adalah cara yang efisien untuk memastikan kesuksesan sebuah film. Kami telah membuktikan di Korea bahwa ceritanya berhasil," kata Danny Lee, Executive Vice President Contents Panda, seperti dilansir Hollywood Reporter.
Contents Panda ngasih contoh beberapa kesuksesan remake film internasional, kayak Train to Busan, menjadi The Last Train to New York karya Timo Tjahjanto.
Hak remake Miracle in Cell No. 7 juga dijual ke Turki dan Filipina, membuat keduanya sukses secara box office. Miracle in Cell No. 7 juga sedang diproduksi ulang oleh Rock and Ruz dari Spanyol, yang dibintangi aktor pemenang penghargaan Mario Casas dari The Invisible Guest.
Falcon lalu balik dengan oleh-oleh yang lumayan menggiurkan. Mereka mendapat hak buat bikin lanjutan dari kisah Miracle in Cell No. 7.
Sekuel itu secara spesial digarap dengan skenario asli di Indonesia. Bahkan, beberapa negara yang juga pernah merilis film perdananya, disebut mengajak buat kembali bekerjasama.
2nd Miracle in Cell No. 7 dijadwalkan tayang di bioskop Indonesia pada hari Natal. Ada isu yang menyebut, serial animasinya juga bakal ditayangkan dalam delapan episode setelah filmnya dirilis.
(nu2/ass)
