Venom: The Last Dance, Konyol dan Emosional

Nugraha
|
detikPop
Cuplikan adegan dalam film Venom: The Last Dance.
Tom Hardy berperan sebagai Eddie Brock di film Venom Foto: Dok. Sony Pictures
Jakarta - Venom: The Last Dance lagi dirayakan di mana-mana setelah pemutaran awal di bioskop. Para kritikus bilang, Venom ini emosional dan konyol.

Kalau kamu gak suka dua film awal Venom, mungkin juga gak bakal suka film ini. Tapi buat para penggemar, film ini jadi perpisahan yang memuaskan bagi Tom Hardy dan sahabatnya itu.

Tom Hardy ngasih kamu aksi yang lebih banyak di Venom: The Last Dance. Film antihero dari waralaba Spider-Man Universe itu memperlihatkan Eddie Brock dan Venom yang diperankan Hardy, dan pendamping parasitnya dalam pelarian. Sementara para tentara, ilmuwan, dan dewa alien mencoba melacak mereka.

Venom: The Last Dance juga menandai debut penyutradaraan Kelly Marcel, yang menulis dua film Venom sebelumnya. Sekuel ini banyak dipuji karena kekonyolannya.

"Film ini lebih condong ke humor gelap daripada pendahulunya, menjadikan olok-olok antara Eddie dan Venom sebagai salah satu aset terkuat. Beberapa momen sangat konyol, dengan rangkaian komedi, terutama saat berhenti di kasino Vegas secara surealis terasa konyol sekaligus lucu," tulis HeyUGuys.

ComicBookMovie menulis review film itu merupakan film Venom terbesar dan terbaik sejauh ini. Begitu juga dengan Collider yang menyebut Venom: The Last Dance adalah film terbaik dalam trilogi.

Slant Magazine menilai, jika dua film pertama jadi jembatan antara upaya mempertahankan momentum dan menyempurnakan karakter, The Last Dance menyajikan informasi singkat yang mudah dicerna.

Selain dari sisi cerita, efek yang dibawa oleh Venom: The Last Dance, juga jadi catatan menarik. The Daily Beast menilai ada peningkatan dibandingkan dengan efek dalam petualangan raksasa pemakan otak sebelumnya, meskipun seringkali, efek tersebut justru lebih keren di bagian-bagian yang konyol ketimbang dalam adegan aksinya.

Beda dengan CBR yang menonjolkan ketidakharmonisan dalam film itu. Mereka menyebut, kesalahan terbesar The Last Dance adalah pengabaian penjahatnya.

Film ini juga disebut gak menemukan ritme, adegan berpindah-pindah yang ditampilkan justru bikin kacau. Mereka ngasih contoh ketika Eddie menumpang pesawat lalu mengaktifkan suar Codex, Xenophage meluncurkan dirinya dari permukaan tanah cuma buat muncul di ketinggian. Menurutnya, itu contoh paling mengerikan dalam film ini.


(nu2/nu2)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO