Kala Keresahan Hannah Al Rashid Diwakili The Substance

Rakhmad Hidayatulloh Permana
|
detikPop
Hannah Al Rashid menceritakan pengalaman saat mengalami toxic relationship
Hannah Al Rashid. dok. Instagram @hannahalrashid
Jakarta - Gelaran festival film tak hanya menarik minat para pecinta film. Festival film, sering kali juga menjadi momen bagi aktor hingga sineas untuk belajar dari film-film mancanegara. Hannah Al Rashid adalah salah satu dari beberapa aktris yang senang mengikuti festival film.

Saat ditemui di Jakarta World Cinema 2024 di CGV Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Sabtu (28/9/2024), Hannah bercerita tentang film-film yang menjadi favoritnya. Hannah mengaku suka sekali dengan film berjudul Souleymane's Story (2024) yang bercerita tentang sopir pengantar makanan di Paris.

Selain itu, The Substance dan Emilia PΓ©rez juga cukup menarik hatinya.

"Aku udah nonton Souleymane yang aku suka banget. Habis itu nonton The Substance, nonton Emilia PΓ©rez, Grand Tour, The Seed of the Sacred Fig, sekarang mau nonton Bird," kata Hannah saat berbincang dengan detikcom.

Hannah mengaku suka sekali dengan bahwa Souleymane's Story. Sebab, dia merasa film ini bisa sampai ke hatinya. Ketika menontonnya, Hannah teringat dengan pengalmannya bertemu dengan supir-supir imigran di Eropa.

"Banyak sih yang aku suka. So far yang paling suka, secara story yang connect ke hati itu, aku merasa Souleymane itu sangat bagus. Misalnya pas di Eropa bertemu dengan bapak-bapak driver take away makanan yang tentunya menghadapi masalah imigran," tuturnya.

Selain itu, Hannah juga sekali sekali dengan The Substance yang menampilkan Demi Moore. Hannah merasa relate sekali dengan cerita film ini.

"Kalau The Substance ini bagus banget dan sangat relate dengan kami, para aktor perempuan yang sudah mulai lebih tua. Yang sudah makin sempit lagi tawaran yang ada," ujarnya.

Untuk diketahui, The Substance mengisahkan tentang seorang aktris bernama Elizabeth Sparkle yang kariernya memudar karena menua. Elizabeth lantas resah dengan kondisi ini hingga mengambil jalan pintas dengan mengakses obat awet muda melalui pasar gelap.

Hannah bisa merasakan keresahan yang dirasakan oleh Elizabeth Sparkle di film itu. Dia melihat bahwa usia aktor perempuan di Indonesia cukup terbatas. Hal ini berdampak pada minimnya tawaran peran kepada mereka.

"Karena memang di usia perempuan 38 tahun, saya sudah merasakan bahwa hanya peran-peran tertentu yang ditawarkan kepada saya," tuturnya.

Film ini, bagi Hannah, merupakan kritik untuk industri hiburan yang melulu melihat aktor perempuan dari usia. Dia berharap, ke depan industri juga bisa membuka peluang untuk peran perempuan di usia 30 tahun ke atas.

"Mungkin itu ada bukti bahwa perlu juga mengeksplore peran-peran yang justru yang menawarkan aspek yang lain dari menjadi seorang perempuan di umur 30-an, 40-an," katanya.

"Selain mengkritik beauty standards, tetapi juga mengkritik industri," lanjut Hannah.


(ass/ass)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO