Indonesia Berjaya di Festival Film

Candra Adtya
|
detikPop
Crocodile Tears
Crocodile Tears Foto: dok Talamedia
Jakarta - Beberapa film Indonesia siap tampil mengharumkan nama Indonesia di festival film bergengsi dunia. Crocodile Tears, debut penyutradaraan dari penulis-sutradara Tumpal Tampubolon, terpilih dalam kategori "Centrepiece" di Toronto International Film Festival (TIFF).

Dibintangi oleh Yusuf Mahardika, Marissa Anita dan Zulfa Maharani, bercerita tentang seorang laki-laki bernama Johan yang tinggal bersama ibunya di penangkaran buaya. Hubungan keduanya kompleks dikarenakan sang ibu yang mengontrol gerak-gerik putranya. Kehadiran perempuan dalam hidup Johan membuat hubungan mereka menjadi kompleks.

Crocodile Tears yang diproduseri oleh Mandy Marahimin dan diproduksi oleh Talamedia ini juga akan hadir di dua festival film bergengsi lainnya. Film ini akan tayang di Busan International Film Festival, salah satu festival film paling bergengsi di Asia dan juga akan berkompetisi di seksi "First Feature Competition" di BFI London Film Festival.

Selain Crocodile Tears, film aksi terbaru arahan Timo Tjahjanto juga akan tayang perdana di TIFF. Diputar di kategori "Midnight Madness" yang khusus menampilkan film-film genre seperti horor, action dan fantasi, The Shadow Strays akan tayang perdana di Amerika Utara sebelum tayang di Netflix pada tanggal 17 Oktober 2024.

The Shadow Strays bercerita tentang seorang pembunuh bayaran dengan kode 13 (diperankan oleh aktor muda berbakat Aurora Ribero) yang melakukan kesalahan dalam sebuah misi di Jepang. 13 kemudian berusaha untuk menyembunyikan diri di Jakarta ketika ia bertemu dengan seorang anak kecil.

Dengan track record seperti The Night Comes For Us dan The Big 4, The Shadow Strays sepertinya akan menjadi tontonan yang lezat sebelum nanti kita menyaksikan debut Hollywood Timo Tjahjanto melalui Nobody 2 yang sekarang sedang dalam tahap produksi.

Satu lagi judul film yang sedang jalan-jalan di banyak festival luar negeri adalah Don't Cry Butterfly. Diproduksi oleh Momo Film dan KawanKawan Media dari Indonesia, Don't Cry Butterfly baru saja tayang perdana di festival film tertua di dunia, Venice Film Festival. Kritikus Josh Slater-Williams dari Indiewire menulis bahwa Don't Cry Butterfly adalah debut yang mengagumkan. Film karya Duong Due Linh ini juga akan hadir di TIFF dan BFI London Film Festival.

Terakhir dan tidak kalah membanggakan adalah Tale of the Land, film panjang pertama Loeloe Hendra yang akan tayang di Busan International Film Festival. Diproduseri oleh Yulia Evina Bhara dan Amerta Kusuma, Tale of the Land akan tayang dalam seksi "New Currents" yang diperuntukkan untuk film panjang pertama dan kedua si pembuat film.

Dibintangi oleh Shenina Cinnamon, Arswendy Bening Swara, Angga Yunanda, Yusuf Mahardika dan Bagus Ade Saputra, Tale of the Land bercerita tentang seorang gadis Dayak yang dihantui oleh trauma dikarenakan konflik lahan.


(nu2/nu2)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO