Ridley Scott Gambarkan Marie Antoinette Dipenggal Guillotine

Film keduanya itu berkisah 15 tahun setelah persitiwa Maximus jadi pahlawan di Colosseum yang melegenda. Gladiator 2 rilis 22 November 2024.
Tapi sebelum Gladiator 2 dirilis, ada cerita lain dari Ridley Scott yang pernah mendapat kritik keras karena biografi Napoleon yang dibintangi Joaquin Phoenix. Film ini bisa dibilang punya genre yang sama mengangkat kisah bersejarah.
Baca juga: Joaquin Phoenix Cabut dari Film Romansa Gay |
Film Napoleon yang ditayangkan di Apple TV menggambarkan bagaimana pemimpin Prancis ditawur rakyatnya. Bahkan Ratu Marie Antoinette dieksekusi mati di guillotine.
Film biografi garapan Ridley Scott itu dianggap keliru menggambarkan Marie Antoinette. Lahir di Austria pada tahun 1755, Marie Antoinette menikah dengan Louis-Auguste ketika berusia 14 tahun dan menjadi ratu pada 1774, ketika dia naik takhta bareng Louis XVI.
Louis XVI naik takhta di usia 19 tahun. Saat itu, pemerintah terlilit utang dan kebencian terhadap monarki meningkat.
Dari pendahulunya, dia diwariskan peningkatan utang kerajaan dan hilangnya hampir semua wilayah jajahan Prancis di Amerika Utara. Setahun setelah itu, ekonomi Prancis mulai memasuki kondisi krisis.
Pada masa pemerintahan mereka, monarki digulingkan selama revolusi. Mereka gak disukai seluruh Prancis karena gemar pada mode yang mewah, yang menyebabkan dia dijuluki Madame Deficit. Antoinette bahkan dinyatakan bersalah atas pengkhianatan hingga dieksekusi dengan guillotine pada 1793. Sembilan bulan sebelumnya, Louis XVI mengalami nasib yang sama.
Marie Antoinette kehilangan hak asuh atas putra bungsunya yang dipaksa menuduhnya melakukan pelecehan seksual dan inses sebelum persidangan.
Dalam film Napoleon, Marie Antoinette diperankan oleh aktris Irlandia, Catherine Walker. Versi Ridley Scoot menggambarkan sang ratu sebagai sosok yang berkemauan keras dan percaya diri.
"Sebenarnya dia sangat sedih dan rapuh. Dia dituduh melakukan inses, tuduhan terburuk dengan putranya dan dia mencoba tetap bermartabat pada akhirnya, tapi saya rasa dia tidak akan seberani itu," kata Dr Estelle Paranque, profesor sejarah modern di Universitas Northeastern.
Para kritikus di Prancis mempermasalahkan film biografi yang dibintangi pemenang Academy Award Joaquin Phoenix sebagai Napoleon Bonaparte.
Majalah Le Point memuat komentar penulis biografi Napoleon, Patrice Gueniffey yang menyebut film tersebut sebagai penulisan ulang yang anti-Prancis dan sangat pro-Inggris.
Sementara, Ridley Scott juga memberi komentar tentang alasan dirinya mengambil kisah itu dalam filmnya. Kepada beberapa media Hollywood kala itu, dia mengatakan 10.400 buku ditulis tentang Napoleon. Bahkan menurutnya, bisa dibilang, satu buku rilis setiap minggu sejak dia meninggal.
"Apakah kamu ada di sana? Oh, pasti gak ada di sana. Lalu bagaimana kamu tahu?" tanya Scott.
(nu2/nu2)