Rayuan dan Janji James Gunn untuk VFX Artist di DC

Asep Syaifullah
|
detikPop
Penampilan perdana David Corenswet di Superman.
Penampakan perdana Superman. Dok. Thread/JamesGunn
Jakarta - Sudah bukan rahasia umum lagi jika beberapa kru di dalam industri film tak mendapatkan perlakukan yang cukup adil. Hal itu pun yang membuat mereka melakukan demo yang diawali dari asosiasi penulis hingga akhirnya melebar ke para seniman VFX dan membuat beberapa rumah produksi besar (khususnya film-film animasi) terkena imbasnya.

Menyadari hal tersebut, James Gunn, yang kini diberikan kekuasaan di DCU pun memiliki niat untuk memperlakukan para seniman VFX lebih baik dari studio-studio lainnya. Salah satunya adalah jadwal kerja yang lebih panjang dan tak mepet, sebagaimana yang dilakukannya pada Superman yang telah selesai syuting.

Kabar ini disampaikan olehnya lewat akun media sosial kala menjawab pertanyaan netizen soal penggunaan CGI dan VFX di film-film DC.

"Jika Anda melakukan riset, Anda akan melihat bahwa film-film saya selalu mengambil pendekatan yang berbeda dan saya selalu memberikan waktu kepada artis-kolaborator VFX saya untuk melakukan pekerjaan mereka dengan benar, dan rasa hormat yang pantas mereka terima. Dan kualitas VFX dalam film-film tersebut film-film secara seragam sangat bagus karenanya (dan karena teman-teman saya di Weta, Framestore, ILM, dan banyak lagi, sangat berbakat)."

"Inilah sebabnya kami menyelesaikan Superman setahun sebelum rilis dan mengapa mereka telah bekerja keras pada banyak pengambilan gambar selama berbulan-bulan sebelumnya. Inilah sebabnya kami mulai mengedit dengan sungguh-sungguh selama pengambilan gambar. Itu sebabnya saya mempersiapkannya dengan penuh semangat dan mengapa kami hanya merekam skenario yang sudah selesai. Dan Supergirl, yang tidak saya sutradarai, ditangani dengan cara yang sama. Pujian saja tak cukup untuk para seniman VFX yang membantu kami menciptakan keajaiban," tulisnya.

Sebelumnya James Gunn mengaku menerapkan hal berbeda untuk proyek Superman yang baru kelar syuting dibandingkan cara Marvel Studio. Lewat media sosialnya, ia mengatakan jika tak mau mengikuti reshoot yang biasa dilakukan di film-film Marvel.

Ia mengaku sangat percaya diri dengan hasilnya karena bekerjasama dengan orang-orang yang dipercaya untuk bisa menghasilkan karya terbaik.

"(Saya) tidak mulai syuting sampai saya memiliki naskah yang sudah selesai dan seluruh tim saya menyukai (naskah itu). Saya memilih aktor dan kepala departemen yang saya tahu bisa melakukan pekerjaan mereka. Memilih tim dengan orang-orang yang senang akan tantangan dan bukan hanya 'Ya Pak!' saja. Setiap hari pun saya selalu bertanya - apakah ada ketidaksempurnaan kecil dalam naskah atau apa yang kami rekam yang mungkin terasa seperti ketidaksempurnaan besar ketika kami memotong filmnya bersama-sama?" ungkapnya.

Hal ini pun membuat mereka terhindar dari masalah yang tengah menimpa Marvel, yakni proyek Blade milik Mahershala Ali, di mana mereka sudah memilih castnya namun belum bisa mulai syuting karena ada pergantian beberapa sutradara akibat ketidaksamaan visi dari film itu.

Selain itu ada pula masalah biaya yang membuat DCEU tak mampu untuk mengikuti metode tersebut. Warner Bros sendiri masih cukup struggle secara finansial dan reshoot tentunya membutuhkan biaya besar yang lebih bijak digunakan untuk membiayai proyek kecil yang berpotensi mendatangkan cuan dibandingkan hanya dihabiskan untuk sebuah proyek saja.


(ass/dar)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO