Sejarah Film Animasi Disney dan Snow White yang Keliru

Hal ini pula yang menjadikan film animasi jadi bahasan menarik, khususnya Disney selaku rumah besar dan salah satu pioner di genre tersebut.
Dan tentunya hal ini mengerucut ke Snow White and the Seven Dwarf yang mengubah imej Disney dari sekadar perusahan Mickey Mouse menjadi studio film besar.
Film itu pula yang membuat publik makin yakin jika Disney memiliki magisnya tersendiri yang secara artistik di level berbeda dengan zamannya. Apalagi hingga saat ini Snow White masih menjadi salah satu film animasi terbaik, bahkan setelah 90 tahun perilisannya.
Beberapa fakta menarik juga sempat dikaburkan terkait film itu dan banyak yang salah mengira jika Snow White adalah Disney Princess pertama dan menjadi groundbreakingnya.
Padahal sebelumnya sudah ada Silly Symphonies yang menjadi bahan percobaan Disney pertama. Hal itu ditampilkan di The Walt Disney Family Museum, di mana Walt mengetesnya dengan membuat the Tales of Hades and Persephone yang berasal dari Silly Symphonies.
Kisah kuno ini bercerita soal Persephone, dewa yang membawa mata air ke Bumi. Bernyanyi bersama burung, dikelilingi dan dipuja oleh alam itu sendiri, sejak Persephone muncul di layar, dia adalah personifikasi dari apa yang kemudian menjadi gagasan tentang seorang Disney Princess.
![]() |
Namun kehidupannya yang damai dan indah terkoyak ketika Pluto, Dewa Dunia Bawah, menyerang kerajaannya. Dia menyeretnya ke Dunia Bawah dan menobatkannya sebagai ratunya.
Meskipun ditampilkan sebagai sosok yang jahat, Pluto bersimpati terhadap penderitaannya, dan keduanya mencapai kesepakatan yang memungkinkannya untuk tetap di Bumi selama enam bulan dalam setahun.
Namun status kerajaannya lebih dari sekadar pernikahannya yang dipertanyakan dengan Pluto. Majalah Smithsonian menyatakan bahwa Persephone sebenarnya adalah putri Zeus dalam mitologi, menjadikannya bukan hanya inspirasi bagi Disney Princess, tetapi juga dirinya sendiri.
Warnanya cerah dan seimbang dengan gaya animasi vintage. Selain itu, desain Persephone sendiri menarik bagi para Disneyphiles. Meskipun merupakan rendering awal untuk studio, penampilannya berfungsi sebagai gambaran karakter yang akan datang.
Desain wajahnya merupakan pendahulu dari karakter seperti Cinderella dan Peri Biru di Pinokio. Film pendek ini juga menampilkan banyak kiasan Putri Salju. Seperti yang ditunjukkan Majalah Smithsonian, kepribadiannya terwujud melalui tindakan yang sangat mirip dengan Putri Salju.
Bahkan ada cuplikan Persephone berinteraksi dengan seekor burung yang hampir identik dengan bingkai lain di fitur berdurasi penuh yang akan datang.
Dengan desainnya, para animator menetapkan beberapa standar yang tetap berlaku hingga saat ini. Seperti yang dijelaskan oleh Walt Disney Family Museum, animator menerapkan penggunaan lembar desain karakter.
Meskipun mungkin terdengar sederhana menurut standar saat ini, hal ini revolusioner pada masanya. Para seniman membuat halaman berisi desain karakter dari semua sudut, yang memastikan penampilannya konsisten di seluruh gambar. Meski begitu, terlepas dari semua pencapaian yang diraih, terbukti masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan dan disempurnakan hingga saat ini.
(ass/dar)