.webp)
Kisah The Shining dan Hancurnya Shelley Duvall
Faktanya justru jauh berbeda dari rumor yang beredar. Framing tentang pola kerja dan perlakuan yang kejam di saat syuting The Shining hanya sekadar isu belaka.
Namun bukan berarti selama syuting The Shining mereka melakukannya dengan menyenangkan atau menjadi proyek paling membahagiakan di hidupnya, karena tentunya produksi horor di era 1980 memiliki tingkat kesulitannya tersendiri. Tapi semua kesulitan itu tak ada sama sekali tindakan tak menyenangkan di belakang kamera atau membuat mentalnya hancur.
Dalam film ini Shelley Duvall memerankan Wendy Torrance, istri dari Jack Torrance (Jack Nicholson). Stanley jatuh hati padanya usai melihat penampilannya di film horor 3 Women garapan Robert Altman. Entah peran kecil atau utama, Shelley selalu berhasil menunjukkan auranya di depan kamera, khususnya adegan drama.
"Aku sekali dengan cara kau menangis," kenang Duvall menirukan ucapan Kubrick setelah menyaksikan 3 Women dalam wawancaranya bersama The New York Times.
Sebelum syuting di London, ia mengalami masa sulit saat putus dengan kekasihnya, Paul Simon, yang sudah bersama selama tiga tahun. Perpisahan itu terjadi di airport dan di London ia disambut oleh Kubrick dan putrinya.
The Times mencatat bahwa Duvall mengingat kenangan indah saat syuting The Shining: dia bermain catur dengan Kubrick di sela-sela pengambilan gambar, dan menikmati McDonald's serta merokok bersama para pemain dan kru selama 56 pekan di sana.
Namun, kepanikan Wendy, keputusasaan histeris terbukti menjadi disposisi yang berat untuk tetap tampil di layar, dan jumlah pengambilan gambar Kubrick yang berlebihan membuat Duvall harus tetap memiliki pola pikir yang intens untuk sebagian besar pengambilan gambar.
Dalam banyak refleksinya pada pembuatan film tersebut, berdampak besar gegara kekuatan terbesar Duvall sebagai seorang aktris - kepekaan, kepenuhan jiwa, kekasaran emosional, dan komitmen fisik yang luar biasa terhadap perannya - menyebabkan rasa sakit yang luar biasa saat dia merasakan perasaan yang mendalam terhadap Wendy Torrance.
 Cuplikan adegan di The Shining. Foto: Dok. Ist |
"(Kubrick) tak mengambil (adegan) apapun sampai setidaknya sudah 35 kali take. Tiga puluh lima take di mana (aku) berlari dan menangis sambil membawa seorang anak, itu sungguh sulit. Dan semuanya dilakukan full sejak rehearsal pertama. Itu benar-benar sulit," ungkapnya pada THR.
Ia dituntut untuk menampilkan kesedihan secara berulang-ulang yang akhirnya membuatnya sangat lelah. Ada salah satu cara jika air matanya tak bisa lagi keluar yakni mendengarkan lagu sedih di walkman.
"Tapi setelah beberapa lama tubuhmu pasti melawannya, itu seperti mengatakan,'Cukup melakukan ini padaku. Aku tak mau menangis setiap hari.' Anehnya terkadang hanya memikirkan itu malah membuatku menangis," paparnya.
Meski cukup perfeksionis, Stanley Kubrick disebutnya sebagai sosok yang hangat dan ramah. Ia ingat benar bagaimana mereka berbincang dan ditenangkan untuk menjalani sebuah adegan penting di film tersebut.
"Ia sangat baik sekali padaku. Ia menghabiskan banyak waktu bersama Jack dan aku. Ia kadang cuma duduk dan berbicara dengan kami selama beberapa jam sementara para kru menunggu. Lalu para kru mengatakan,'Stanley, ada 60 orang (kru) yang menunggu (kapan mulai syuting).' Tapi dia menjawab bahwa ini adalah hal yang penting untuk dilakukan sebelum memulainya (syuting)," ungkapnya.
Kini Shelley Duvall telah tiada, ia meninggal dunia di usia 75 tahun dan meninggalkan karya ikonik di sejarah perfilman dunia. The Shining pun jadi salah satu filmnya yang masih terus dibahas hingga saat ini.
(ass/wes)
