Alasan Pixar Hapus 2 Emosi di Inside Out 2

Seperti halnya film sekuel, tentunya ada karakter baru yang dihadirkan di sana. Namun Pixar memilih untuk menghilangkan dua karakter emosi baru yang seharusnya diperkenalkan dalam Inside Out 2 dan untungnya tindakan itu dirasakan benar oleh banyak penonton.
Pada film ini kita disuguhkan beberapa emosi baru dalam diri Riley yang beranjak remaja yakni Anxiety, Envy, Embarrassment dan Ennui. Mereka yang membuat film ini menjadi lebih berwarna sebagaimana masa muda sang protagonis menghadapi pubertas.
Namun ada dua emosi yang tadinya dihadirkan di sana yakni Shame dan Guilt. Pixar memilih untuk menghilangkannya agar tak terlalu mengganggu porsi dari Anxiety yang menjadi fokus utama di sekuel ini. Hal ini diungkapkan oleh penulis Inside Out 2, Meg LeFauve.
Harusnya Guilt ditampilkan dalam setiap keputusan salah yang dibuat oleh Riley di hidupnya, sementara Shame akan mengambil alih saat ia merasa membenci dirinya sendiri. Shame dan Guilt akan membawa pelajaran yang lebih penting ke Inside Out 2.
![]() |
Khususnya Shame yang dapat membuat seseorang mengubur pikiran dan pengalamannya dengan cara yang merusak, yang hanya akan menyebabkan lebih banyak perilaku buruk di masa depan. Guilt pun menambah hal ini, dan versi Inside Out 2 di mana emosi-emosi ini diperkenalkan pasti akan menghasilkan adegan yang lebih menyakitkan bagi Riley yang akan semakin sulit untuk ditonton oleh penonton.
Betapapun kuatnya adegan-adegan ini, dan terlepas dari pelajaran apa yang bisa diambil oleh penonton remaja, Shame dan Guilt diyakini akan membuat Inside Out 2 terlalu gelap. Film ini sudah sedikit kurang menyenangkan dibandingkan pendahulunya, dan menambahkan emosi yang menyakitkan seperti itu akan membuat keseimbangan menjadi tidak seimbang, sehingga menghasilkan film yang tidak memiliki kesenangan untuk ditonton sama sekali.
![]() |
Secara keseluruhan, tampaknya Pixar membuat keputusan yang tepat di sini, membuktikan bahwa mereka tahu di mana harus menarik batasan. Ditambah lagi, sense of selfe yang dihadirkan di Inside Out 2 berhasil menunjukkan pekerjaannya dengan baik.
Contohnya dalam adegan di mana Riley terpaksa harus mengejek band idolanya untuk terlihat keren sebagaimana anak-anak remaja yang lebih tua darinya, semuanya hanya untuk bisa masuk dalam circle pertemanan mereka. Hal yang cukup lumrah terjadi di mana kita seolah kehilangan jati diri hanya untuk bisa membaur dengan lingkungan.
Tentunya Shame dan Guilt mungkin memberi warna berbeda jika benar-benar dimasukkan dalam momen itu, namun sekali lagi film tersebut tentunya tak akan jadi semenarik ini dan pelajaran yang menyenangkan apalagi untuk dinikmati anak-anak.
(ass/wes)