6 Film Terbaik soal Kesehatan Mental Tapi Dianggap Gak Akurat

Banyak film mereka kisahkan tentang seorang jenius, dengan karakter sensasional yang cenderung berlebihan. Gara-gara penggambaran itu, ternyata banyak yang mengeluh karena gak menggambarkan kenyataan yang dialami orang dengan kondisi aktual tersebut.
Berikut film-film terbaik Hollywood yang dianggap membentuk stigma merugikan:
Split
![]() |
Disutradarai oleh M. Night Shyamalan, Split mengisahkan sosok Kevin yang dibintangi James McAvoy, seorang pria dengan gangguan identitas disosiatif (DID) yang menculik sekelompok gadis muda.
Kevin punya total 23 kepribadian dalam tubuhnya, masing-masing menampilkan tingkat kekejaman yang berbeda. Plot film itu mengikuti pembawaan Kevin, sosok mana yang muncul tiap menitnya. Tapi yang paling berbahaya adalah The Beast, karena punya kekuatan satu level dengan manusia super.
Pengenalan The Beast dikeluhkan karena DID diperkenalkan punya semacam kekuatan super, sebuah kiasan merugikan.
Joker
![]() |
Joker merupakan salah satu penjahat paling terkenal dalam budaya pop. Villain Batman paling terkenal itu punya banyak kisah masa lalu, tapi yang paling mendalam adalah versi Arthur Fleck yang dibintangi Joaquin Phoenix.
Arthur dikisahkan sebagai sosok dengan kondisi yang menyebabkan dia tertawa gak terkendali. Tawa ini muncul di saat yang gak tepat hingga bikin Arthur dikucilkan. Gak cuma itu, Arthur juga sulit membedakan kenyataan dan khayalan.
Banyak orang yang menindas dan mengejeknya sepanjang film, memperburuk kondisinya. Dia menjadi jahat, sangat kejam, dan akhirnya membunuh.
Meski beberapa setuju lingkungan toxic memperburuk Arthur, tapi karakternya juga dianggap melanggengkan stereotip berbahaya soal kecenderungan kekerasan oleh mereka yang punya penyakit kesehatan mental.
A Beautiful Mind
![]() |
Film ini diangkat berdasarkan kisah nyata tentang John Nash. A Beautiful Mind menggambarkan kehidupan John dari masa mahasiswa pascasarjana hingga karyanya di bidang kriptografi dan akhirnya menerima Nobel.
Film yang dibintangi Russel Crowe ini menyelami kisah tentang keterlibatan John dalam pembuatan encryption-decryption machine, bersama National Security Agency (NSA). Ia didiagnosis skizofrenia, kondisi yang memaksa dirinya mengasingkan diri dari istri dan bayinya.
Halusinasi visual adalah salah satu gejala utama John, sedangkan dalam kisah nyatanya, John gak pernah mengalami halusinasi visual sama sekali. Selain itu, John mengabaikan nasihat dokternya buat menerima terapi dan pengobatan di akhir film. Dia malah mengatasi gejalanya sendiri, menyederhanakan proses pengobatan yang serius.
The Accountant
![]() |
The Accountant dibintangi Ben Affleck sebagai Christian Wolff, seorang pria autis dan ahli matematika yang menjalani kehidupan ganda. Film tersebut mengisahkan Christian dilatih ayahnya dalam seni bela diri biar gak bereaksi terhadap suara keras dan rangsangan lainnya.
Ada pernyataan, rangsangan yang berlebihan biar mereka terbiasa dengan kebisingan, gak cuma dianggap salah, tapi juga berbahaya. Tindakan kayak gitu malah menanamkan respons keheningan yang traumatis.
Gak cuma itu, Christian sebagai ahli matematika jenius juga memperkuat stereotip, mereka yang punya spektrum autisme secara bawaan, unggul dalam mata pelajaran tertentu.
Shutter Island
![]() |
Shutter Island karya Martin Scorsese, mengisahkan Teddy Daniels yang diperankan Leonardo DiCaprio. Sepanjang durasinya, Shutter Island mengeksplorasi kondisi kesehatan mental yang menghalangi Teddy buat mengetahui mana yang nyata dan mana yang tidak.
Teddy Daniels dan Chuck Aule, dua perwira AS, dikirim ke rumah sakit jiwa di pulau terpencil buat menyelidiki hilangnya seorang pasien, di mana Teddy mengungkap kebenaran mengejutkan tentang tempat itu.
Tapi yang paling mengejutkan tentu saja ujung dari kisah itu semua.
Midsommar
![]() |
Ari Aster punya deretan film horor yang mengerikan, termasuk Midsommar. Karakter utamanya Dani Ardor yang diperankan Florence Pugh, adalah fokus utama dalam bahasan kali ini.
Dani banyak diduga menghadapi apa yang dianggap banyak orang sebagai PTSD, depresi, dan kecemasan. Kondisi ini muncul melalui serangan panik, yang dimulai setelah orang tua dan saudara perempuannya meninggal dunia.
Saudara Dani, Terri, bunuh diri setelah membunuh orang tua mereka. Gambaran yang banyak dinilai kurang tepat adalah soal Terri, yang dianggap mengidap gangguan bipolar hingga mendorongnya buat bunuh diri.
Penggambaran ini disebut sama sekali gak tepat, dibanding dengan gejala bipolar yang muncul dalam kehidupan nyata. Justru cuma memperkuat stigma seputar gangguan bipolar dan mengaitkannya dengan perilaku yang sangat kejam. Kisah tentang Terri dianggap representasi keliru.
(ass/ass)