Review Prom Dates: Masa Muda yang Gak Akan Terulang

Candra Aditya
|
detikPop
Prom Dates
Foto: dok. Disney+
Jakarta - Ada berapa banyak kisah remaja yang bercerita tentang masa-masa terakhir di SMA? Banyak banget! Dan saya yakin cerita semacam ini nggak akan pernah berhenti diproduksi. Masa-masa remaja memberikan nuansa nostalgia yang universal bagi penonton mana pun. Semua orang mengerti betapa serunya masa SMA atau kebalikannya, betapa menderitanya menjadi remaja. Betapa pentingnya menjadi relevan atau betapa susahnya mendapatkan pacar. Prom Dates adalah film tentang itu.

Tokoh utamanya dua sahabat bernama Hannah (Julia Lester) dan Jess (Antonia Gentry). Dari sejak kecil mereka berjanji bahwa mereka akan merealisasikan cita-cita untuk merasakan prom terbaik. Mereka akan mencari pasangan terbaik untuk merayakan masa remaja mereka bersama-sama. Tentu saja cita-cita mereka yang sangat sederhana ini tidak segampang itu untuk jadi kenyataan.

Disutradarai oleh Kim O Nguyen dan ditulis oleh D.J. Mausner, Prom Dates adalah karbon kopi dari kebanyakan semua film remaja yang ber-setting di tahun terakhir SMA. Referensi film-film remaja lama seperti American Pie atau yang terbaru seperti Booksmart bisa terlihat jelas di sini. Ada adegan perjanjian darah yang membuat heboh. Ada adegan party yang berakhir dengan bencana. Ada plot mengenai eksplorasi orientasi seksual. Dan tentu saja ada kejadian yang akan menguji persahabatan kedua karakter utamanya.

Tidak ada yang salah dengan film remaja yang fokus dengan kehebohan dan kegiatan-kegiatan maksiat. Hanya saja Prom Dates tidak mempunyai sesuatu yang nyata untuk disampaikan. Beberapa humornya memang lucu. Ada banyak jokes yang membuat saya tertawa. Tapi lebih banyak lagi humor yang terasa nanggung atau kurang efektif (seperti seorang mahasiswa yang kepalanya gegar otak dan meminta Jess untuk menulis email).

Sejujurnya, Prom Dates berusaha keras untuk memberikan sesuatu yang baru. Sayangnya, Kim O Nguyen sebagai sutradara kurang bisa menyeimbangkan berbagai jenis humor yang mau film ini usung. Jokes tentang mahasiswa Italia yang tidak berbahasa Inggris dan ingin melakukan sesuatu yang buruk terhadap Jess bisa menjadi sangat lucu kalau saja Prom Dates tahu ia jenis film seperti apa.

Secara tempo, Prom Dates memang lumayan nyaman untuk ditonton. Sayangnya tempo yang terlalu ngebut itu justru mempengaruhi bagaimana film ini menyampaikan humor. Ada banyak humor yang punchline-nya gak tersampaikan dengan baik karena kelamaan setup atau setup-nya kurang cukup. Untungnya kedua aktor utamanya mempunyai chemistry yang meyakinkan sebagai teman (tapi tidak sensasional seperti Kaitlyn Dever dan Beanie Feldstein di Booksmart) sehingga film ini masih enak untuk dinikmati.

Prom Dates memang bukan film remaja terbaik. Tapi sebagai sebuah hiburan, film ini tidak seburuk itu untuk membuat penontonnya tersiksa. Ia masih berhasil untuk membuat penontonnya tertawa. Ada momen saya berpikir bahwa Prom Dates terasa terlalu berisik dan ugal-ugalan. Tapi kalau dipikir-pikir, bukankah itu memang esensi masa muda kita semua?

Prom Dates dapat disaksikan di Disney+ Hotstar.

---

Candra Aditya adalah seorang penulis dan pengamat film lulusan Binus International. (aay/aay)




TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO