Teori dan Penjelasan Alur Cerita Siksa Kubur

3. Kematian Karakter Sepanjang Film Tidak Nyata
Di pertengahan durasinya, banyak scene gore yang menyeramkan yang dialami oleh Sita. Meninggalnya Bu Nani setelah wajahnya ditarik oleh mesin cuci, penghuni panti yang menggila, temannya yang bunuh diri berkali-kali, masuk ke terowongan, masuk ke toko ayah ibunya merupakan bentuk siksa kubur secara psikologis yang dialami oleh Sita.
Hal ini didukung oleh pernyataan Pak Wahyu sebelumnya, dan juga didukung pernyataan di saat kekurangan oksigen manusia mulai berhalusinasi. Sementara Adil mendapat siksa kubur dihantui oleh mayat-mayat yang pernah ia mandikan.
Merujuk dari perkataan Pak Wahyu, siksa kubur tak selalu mengincar fisik manusia, karena fisik manusia telah mati disaat kematian. Untuk itulah film ini menerjemahkan bagaimana seorang roh manusia yang meninggal masih bisa disiksa sesuai dengan perbuatannya semasa hidup walau raganya telah mati.
Hal ini lah yang membawa konteks utama di film ini bahwa manusia harus percaya akan adanya siksa kubur dan segera memperbaiki perlakuannya di dunia.
Detail ini ditunjukkan di akhir film dimana terlihat seseorang dengan cincin angsa menyetel ulang video sebelum kematian Pak Wahyu. Bisa dipastikan bahwa orang tersebut adalah Bu Nani yang dimana ia masih hidup.
Jadi segala kematian yang terjadi setelah scene pertama Sita masuk kedalam kubur merupakan scene penyiksaan kubur Sita, bukan yang terjadi di dunia nyata. Nampaknya panti tempat para manula masih terkesan baik-baik saja di realitanya tak seperti yang ada di dalam siksa kuburnya Sita.
4. Konteks Film Siksa Kubur
Pada akhirnya film ini menyajikan film horor psikologi yang didasarkan terhadap suatu kepercayaan. Percaya atau tidak semuanya dilimpahkan kepada penonton namun kita sebagai manusia tidak mengetahui apa yang akan terjadi nantinya di hari akhir.
Film ini berhasil menggiring kepercayaan dengan cara tidak mengungkapkan dengan gamblang, melainkan mengalir lambat seiring berjalannya cerita.
Untuk itulah penggunaan Slow Phase diterapkan di filmnya bukan hanya semerta-merta untuk mengenalkan karakter, melainkan memberi ruang kepada penonton untuk terus berpikir dan merefleksikan dirinya dengan mengaitkan pengalaman hidupnya bersama dengan penceritaan filmnya.
Dari sinilah Siksa Kubur menjadi film horor surealis yang formatnya terkesan baru dalam perfilman Indonesia. Sudah saatnya para penonton tak hanya disuguhi cerita yang langsung terarah, melainkan penonton harus bisa memahami apa isi dari cerita film ini terhadap kehidupannya masing-masing. Dan akhirnya penonton pun "percaya" sama seperti konteks utama dalam film ini.
Simak Video "Kata Penonton soal 'Siksa Kubur': Bukan Horor Konvensional-Bikin Ingat Salat"
[Gambas:Video 20detik]
(ass/ass)