Parasyte The Grey: Adaptasi Korea yang Tidak Mengecewakan

Jeong Su-in (Jeon So-nee) adalah kasir supermarket biasa. Tidak ada yang spesial dengan dirinya. Penampilannya sangat tidak mencuri perhatian, pribadinya pun terlihat tertutup. Tapi itu tidak menghentikan seorang pelanggan menyebalkan yang membuntutinya sepulang kerja. Entah masalah hidup apa yang si pelanggan hadapi sehari-hari sampai dia nekat mengejar Su-in dan berniat menghabisinya. Tapi bukannya berhasil menghabisi Su-in, laki-laki itu malah berakhir dengan badan terbelah.

Seol Kang-woo (Koo Kyo-hwan) adalah seorang gangster level teri yang gagal melaksanakan tugasnya. Ia akhirnya memutuskan untuk bersembunyi ke kampung halamannya dan mencari adiknya. Tidak hanya ia gagal menemukan adiknya, perangai anggota keluarganya yang lain luar biasa aneh. Kang-woo kemudian mengetahui bahwa anggota keluarganya sudah dihuni oleh makhluk alien parasit yang ingin menguasai manusia. Di momen ini Kang-woo juga melihat bahwa dalam diri Su-in juga ada parasit yang sama.

Pertemuan mereka yang tadinya hanya sementara akhirnya berubah menjadi hubungan yang serius ketika mereka tahu betapa gawat kondisi yang terjadi. Sementara itu, seorang pemimpin bernama Choi Jun-kyung (Lee Jung-hyun) bersama tim rahasianya berusaha keras untuk membinasakan semua parasit ini.

Baca juga: Rekomendasi 7 Drama Korea di April 2024

Ditulis dan disutradarai oleh Yeon Sang-ho yang bertanggung jawab atas Train To Busan, adaptasi Korea dari karya Hitoshi Iwaaki yang terkenal ini ternyata memuaskan dari awal sampai akhir. Dari menit pertamanya saja, ketika alien parasit datang dan langsung menghabisi puluhan pengunjung konser, Parasyte: The Grey langsung menghentak dan tidak melepaskan cengkeramannya sampai episode keenam berakhir.

Kalau kamu pernah menonton Train To Busan, kamu pasti sudah tahu bahwa Yeon Sang-ho mempunyai kemampuan yang apik dalam mereka adegan. Meskipun ada beberapa shot yang kelihatan sekali visual efeknya buatan komputer, tapi tidak ada satu pun adegan dalam serial ini yang terlihat cupu. Yeon Sang-ho membawa semangat komiknya dengan baik sehingga bahasa visual serial ini terlihat lebih gagah dari kebanyakan drama Korea yang lain. Dari adegan pembukaan sampai kejar-kejaran di jalan yang menggetarkan, Parasyte: The Grey tidak kekurangan adegan untuk membuat penonton duduk anteng.

Mudah sekali memuji visual serial ini kalau kita menilainya dari adegan-adegan sensasional seperti kejar-kejaran atau tembak-tembakan. Tapi Parasyte: The Grey tidak pernah kelihatan loyo bahkan ketika kameranya berhenti bergerak. Adegan-adegan bertukar informasi saja bisa dipersembahkan dengan sinematik. Tidak hanya Yeon Sang-ho cakap dalam membuat adegan yang seru, ia juga tahu bagaimana cara membuat saya meringis takut. Seperti ketika ia membuat karakternya main petak umpet dengan salah satu penjahatnya di gereja yang dipenuhi dengan mayat manusia.

Baca juga: Batas Samar Antara Manusia dan Parasit di Parasyte: The Grey

Berbeda dengan Hellbound, serial Yeon Sang-ho sebelum ini yang agak lebih serius, Parasyte: The Grey sangat mudah ditonton. Plotnya sederhana dan karakter-karakternya mempunyai misi yang jelas. Tapi meskipun begitu, pembuat serial ini tetap terampil untuk membuat dinamika antar karakternya menjadi menarik. Masalah utama Parasyte: The Grey adalah bagaimana karakter utamanya mempertanyakan siapa kawan dan siapa lawan. Susah untuk menebak siapa yang siapa mengingat parasit ini berwujud manusia. Perubahan sikap antar karakter inilah, terutama ketika penonton tahu siapa yang sebenarnya adalah parasit, yang membuat Parasyte: The Grey sungguh nikmat untuk disantap.

Jeon So-nee mempunyai tugas yang berat untuk tampil sebagai Su-in yang polos dan Heidi yang brutal. Tapi ia bisa melakukannya dengan sangat mudah. Sementara itu, Koo Kyo-hwan seperti biasanya bisa diandalkan untuk menyeimbangkan komedi dan drama. Seperti yang ia lakukan di DP atau bahkan di salah satu episode Extraordinary Attorney Woo, Koo Kyo-hwan bisa meraung dengan meyakinkan dalam satu adegan dan menjadi badut di adegan berikutnya.

Jujur, saya tidak menonton anime atau adaptasi versi Jepangnya. Tapi Parasyte: The Grey adalah perkenalan apik yang membuat saya tertarik dengan versi aslinya. Dan dengan ending yang saya yakin membuat penggemar cerita aslinya berteriak-teriak, Parasyte: The Grey akan menjadi salah satu serial yang babak berikutnya akan dinanti banyak orang. Saya pun akhirnya menjadi salah satu orang di antaranya.

Parasyte: The Grey dapat disaksikan di Netflix.

Candra Aditya adalah seorang penulis dan pengamat film lulusan Binus International