13 Tahun The Raid

Silat Mendunia Lewat The Raid

Mikhael Kevin
|
detikPop
Cuplikan adegan dalam film The Raid (2011).
Cuplikan adegan di film The Raid. Dok. Sony Pictures
Jakarta - Film seringkali menginspirasi banyak orang, karena ceritanya yang menyentuh ataupun karakter yang bermain di film tersebut. Film juga menjadi media penyampaian budaya dan kesenian khas di suatu daerah atau suatu negara yang belum diketahui oleh banyak orang.

Tak terkecuali The Raid, film ini memperkenalkan bela diri khas Indonesia yaitu pencak silat. Dunia semakin mengenal pencak silat setelah The Raid membawa kesuksesan dari cerita maupun gerakan bela dirinya yang unik.

Film yang judul awalnya "Serbuan Maut" ini sukses dijuluki film aksi bela diri terbaik di masanya. Setelah tayang perdana di Festival Film Toronto 2011 berbagai penonton maupun kritikus terpincut akan gerakan unik dalam pencak silat.

Silat sendiri menggunakan teknik dasar yang cukup expert dimana biasanya bela diri hanya memfokuskan ke satu keahlian, pencak silat memadukan semuanya.

Pencak silat memadukan kemampuan tendangan, pukulan, tangkisan, kuncian, bahkan persenjataan. Ditambah dengan gerakan gemulai bahkan dengan kuda-kuda yang tak biasa membuat silat memiliki ciri khas yang sangat unik dibanding berbagai teknik bela diri populer di seluruh dunia.

Dengan menggunakan pencak silat sebagai acuan utama koreografinya, tentu saja Gareth Evans selaku penulis dan sutradara memilih peran utama yang mahir dalam gerakan silat tersebut.

Cuplikan adegan dalam film The Raid (2011).Cuplikan adegan dalam film The Raid (2011). Foto: Dok. Sony Pictures

Iko Uwais akhirnya terpilih menjadi peran utama yang memerankan karakter Rama, seorang calon ayah dan perwira polisi elit baru.

Pemilihan Iko Uwais merupakan salah satu keputusan yang tepat, ia sudah menekuni pencak silat sedari 1993 di perguruan silat pamannya. Iko juga telah mendapat berbagai penghargaan dalam kompetisi Pencak Silat tingkat nasional.

Tak hanya Iko, Yayan Ruhian juga ikut berkontribusi di film ini memerankan Mad Dog dan juga menyebarkan ilmu bela dirinya.

Yayan sendiri telah menekuni bela diri di perguruan Pencak Silat Tenaga Dasar (PSTD) sejak umurnya 13 tahun. Yayan kemudian mengajar di perguruannya dan memberi pelatihan keras disana.

Akhirnya setelah perjalanan panjang dan pengalaman dari Iko Uwais dan Yayan Ruihan ditumpahkan ke dalam film ini. Mereka berdua membantu pelatihan silat dan membantu membuat koreografer di film ini.

Karena itulah segala gerakan koreografi yang ada di film ini bukan hanya sekedar embel-embel melainkan dibuat oleh orang yang benar-benar menekuni silat.

Film ini berhasil menggedor dunia bela diri di kancah internasional. Bahkan setelah perilisannya, tokoh federasi Pencak Silat Eropa, Aidinal Alrashid tertarik untuk memasukkan sebagai salah satu cabang Olimpiade 2024 ini.


(ass/ass)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO