Deretan Pelanggaran James Bond dari Kacamata Zaman Now

Taylor-Johnson sejauh ini belum resmi diperkenalkan. Namun dia jadi kandidat terkuat buat menggantikan peran Daniel Craig.
Gak cuma Lazenby, mantan Agen 007, Pierce Brosnan juga berpendapat tentang Aaron Taylor-Johnson. Dia yakin sang aktor bisa dengan mudah memerankan James Bond.
"Saya pikir pria itu punya bakat dan karisma buat memerankan Bond, sangat banyak," kata Brosnan saat tampil di The Ray D'Arcy Show RTE Radio 1.
Baca juga: John Wick Vs James Bond, Siapa Lebih Jago? |
Brosnan berperan sebagai agen rahasia Inggris dalam empat film, termasuk GoldenEye, Tomorrow Never Dies, The World Is Not Enough dan Die Another Day.
James Bond jadi karakter yang banyak disukai para pecinta film. Tiap filmnya menawarkan banyak adegan aksi, teknologi dengan gadget canggih, penjahat gila akan kekuasaan, dan banyak aspek lainnya.
Saat ini publik diramaikan dengan isu calon pengganti Daniel Craig sebagai James Bond. Di balik isu itu, muncul juga pandangan progresif dari beberapa media yang membahas tentang, apakah James Bond masih perlu sebagai penyambung sejarah, dan yang paling lugas adalah pertanyaan, James Bond masih relevan?
Ada beberapa aspek dari waralaba James Bond yang mengejutkan menurut standar modern. Bahkan, ada deretan film Agen 007 yang bisa menimbulkan pelanggaran jika dinilai dengan kacamata era kekinian.
Contohnya James Bond karya Sean Connery tampil di film You Only Live Twice. Dikisahkan James Bond menyamar sebagai orang Jepang.
Tentu saja penyamaran yang rumit buat sosok yang punya bentuk wajah khas Skotlandia, dengan tinggi 188 cm. Memaksa Connery jadi Oriental adalah momen yang paling memalukan dalam sejarah James Bond.
![]() |
Tapi gak cukup di situ, niat penyamaran itu yang justru lebih memalukan. James Bond berpura-pura jadi orang Jepang biar bisa menikahi wanita lokal.
Sean Connery juga pernah berperan dalam From Russia with Love, beradu peran dengan Daniela Bianchi sebagai Tatiana. James Bond di film itu juga dianggap pernah mengungkapkan kalimat yang kurang tepat.
Terutama ketika dia menampar Tatiana, wanita yang digunakan sebagai pion oleh SPECTRE, musuh abadi James Bond.
Sean Connery pernah berbicara soal bagaimana memaafkan pria yang menampar seorang wanita, jika memang pantas melakukannya.
Secara teori, itu mungkin baik-baik saja, tapi tetap aja itu sesuatu yang gak boleh dilakukan oleh seorang pria sejati.
Kejadian lain juga dialami Tiffany Case (Jill St. John) yang merasakan punggung tangan Connery di Diamonds Are Forever. Dia kena tampar hanya karena dia seorang penyelundup permata kecil.
Di film itu juga kamu bisa lihat James Bond mencekik seorang wanita selama adegan pembuka, saat mencoba melacak Blofeld.
Tindakan James Bond yang paling misoginis terjadi di film klasik Goldfinger pada 1964, saat dia berkelahi hingga menyakiti Pussy Galore (Honor Blackman). Sutradara film itu memperburuk situasi dengan membuat Galore tampak seperti menikmatinya, lalu seolah jatuh cinta padanya.
![]() |
Era Daniel Craig juga pernah terlibat perilaku yang kurang keren. Kala itu, di film Skyfall pada 2012, Bond memanfaatkan seorang wanita korban perdagangan seks.
Severine (Berenice Marlohe) memberi tahu Bond, dia diculik dari rumah saat remaja buat jadi pelacur. Bond juga mengaku tahu cerita itu setelah melihat tato di pergelangan tangan Severine yang jadi indikasi dalam perdagangan seks Makau. Namun setelah percakapan singkat, mereka tiba-tiba berhubungan badan di kamar mandi. Oke, itu kebiasaan James Bond. Tapi sikap yang paling bikin heran adalah setelah kejadian itu, Bond kayak cuek saat nyawa Severine dalam posisi terancam.
Ada juga isu rasial di film Octopussy pada 1983. James Bond yang dibintangi Roger Moore, mendekati adat istiadat India dengan ceroboh.
Ketika Hollywood memotret kehidupan London, mereka pasti menampilkan Big Ben dan karakter bernama Nigel. Sama halnya dengan Octopussy yang penuh dengan stereotip India yang reduktif, mulai dari pawang ular hingga bumbu kari.
(nu2/nu2)