Seberapa Layak Dune: Part Two

Mikhael Kevin
|
detikPop
Cuplikan adegan Dune: Part Two.
Dune: Part Two. Dok. Warner Bros
Jakarta - Setelah perilisannya di Februari lalu, Dune: Part Two berhasil menarik perhatian masyarakat. Dibalik kesuksesannya di seri pertamanya yang keluar tahun 2021 lalu, Dune mendapat beberapa review negatif terkait dengan penceritaannya.

Walau hanya sedikit yang membicarakan hal negatifnya, tetap saja perspektif ini membuka ruang diskusi bagi penikmat film dan pecinta novel karangan Frank Herbert ini.

Dune: Part One dinilai membosankan karena penggunaan penceritaan slow pacing, selain itu terlalu banyak memperkenalkan objek dunianya berlebihan. Walau menyajikan visual destruktif yang ciamik, adegan pertarungan di film ini terasa hanya sebentar yang tidak terlalu berapi-api.

Karena hal itu, ada beberapa pandangan orang yang takut hal yang sama terjadi pada sequelnya. Nyatanya, setelah layar bioskop memunculkan visual filmnya, penonton seakan-akan tidak diberi nafas sampai akhir filmnya berjalan.

Akhirnya kita tahu, tujuan Dune: Part One diciptakan memang sebagai pengenalan awal. Sang sutradara merasa tak perlu terburu-buru untuk memunculkan konflik besar dan hanya menyicil percikan kecil dari konfliknya.

Walau kesannya harus mengorbankan aspek dramatik di film pertamanya, Dune: Part Two seakan membayar semuanya lunas tanpa tersisa sepeser pun.

Film dibuka benar-benar hanya berkisar berapa menit (real time cerita) setelah scene terakhir di film pertamanya. Saat yang tak terlalu jauh dengan adegan Paul bertarung satu lawan satu melawan Jamis.

Setelah itu seluruh konflik yang mengatasi Arrakis benar-benar dikupas seluruhnya. Mulai dari konflik penyerangan Fremen ke Harkonnen, pernyataan perang Paul kepada keluarga kerajaan, lahirnya sang juruselamat dan lainnya.

Cuplikan adegan Dune: Part Two.Cuplikan adegan Dune: Part Two. Foto: Dok. Warner Bros

Berbagai aspek introduksi yang diperkenalkan di seri pertamanya sangat membimbing pengetahuan penonton pada sequel kali ini. Salah satunya adalah perbedaan arti juruselamat dari perspektif Fremen, Bene Gesserit, dan Atreides.

Fremen menganggap bahwa Mahdi yang mereka percayai adalah Lisan al Gaib, orang yang akan membebaskan mereka dari penjajahan, penderitaan, dan membawa kebebasan. Sementara Bene Gesserit percaya bahwa Kwisatz Haderach adalah messiah yang mereka nanti selama ribuan tahun yang dapat mengakses seluruh kenangan dan memori dari alam semesta.

Dari sinilah naratif berjalan mengikuti karakter dari seorang Paul. Paul mengusahakan takdirnya kepada masa depan yang ia lihat setelah meminum tinta cacing. Pada akhirnya Paul berhasil memimpin pemberontakan Fremen kepada Harkonnen di Arrakis.

Selain aspek penceritaan yang sangat kompleks, visual yang disajikan dari film ini juga sangat elegan. Banyak Shot Wide yang apik yang memberi kesan megah. Aspek sinematik ini lah yang menyokong penceritaan semakin menarik karena efek dramatisasi tiap shot yang berganti.

Selain itu, shot close up yang disajikan juga sangat berarti untuk memperlihatkan intimidasi. Beberapa kali close up digunakan kepada Paul, Chani, bahkan Lady Jessica di tiap scene yang memiliki intensitas emosional yang tinggi.

Rugi rasanya menonton film ini di studio biasa, karena Dune: Part Two menyajikan audio yang mistis sekaligus dranatis. Dengan studio yang memiliki komponen audio yang bagus seperti Dolby Atmos, penonton akan lebih merasakan tiap scene seperti berjalan di sekitar.

Pada akhirnya, Dune: Part Two berhasil memberikan pengalaman baru penonton ke dunia yang penuh pasir. Dibandingkan seri pertamanya, Dune: Part Two menggunakan pacing yang sangat cepat dengan terus menimbun tiap konflik.

Dune: Part Two juga dianggap film yang sangat hebat. Walau perilisannya yang terkesan baru sepertinya film ini sudah bisa mengamankan nominasi best cinematography di Oscar nantinya.

Sequel ini juga berhasil mendapaat review bagus dari kritikus film karena keberhasilannya atas adaptasi novel yang mustahil. Selain itu di IMDb, Dune: Part Two telah mendapat rating 8,9/10 dari 238,268 votes.


(ass/ass)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO