Film-film Paling Berpengaruh di Hidup Joko Anwar

Film seolah menjadi salah satu bagian dari dalam hidup lulusan S1 Teknik Penerbangan ITB tersebut dan kini menjadi karier yang dipilihnya. Ternyata ada beberapa film yang memberikan pengaruh besar dalam hidupnya, termasuk menjadi alasan kuat kenapa ia bisa yakin memilih menjadi seorang filmmaker.
Sedari kecil Joko Anwar merupakan seorang cinephile yang tak hanya menikmati film tapi juga membahas hingga mengobservasi setiap karya yang ditonton olehnya. Dalam wawancara bersama detikpop, ia menyebutkan tiga judul film Indonesia yang begitu membekas di hidupnya.
Baca juga: Riri Riza Jatuh Cinta Pada Tjoet Nja' Dhien |
"Kalau film yang membuat gue yakin harus bekerja di perfilman itu ada beberapa, kalau dari Indonesia ada Pengabdi Setan 81', Kejarlah Daku Kau Kutangkap 86' dan film Titian Serambut Dibelah Tujuh itu dibuat 82' tapi baru rilis 85'. Pengabdi Setan sebagai film horor mampu menimbulkan ketakutan yang sangat primal banget dari penontonnya, dia tahu masyarakat Indonesia ketakutannya seperti apa dan itu jadi pembelajaran untuk gue membuat film horor," tuturnya.
Seperti halnya Pengabdi Setan, setiap film tersebut memiliki keunggulan yang khas di antara satu sama lainnya. Semuanya menjadikan pembelajaran berharga untuknya dalam berkarya. Menurutnya film Kejarlah Daku Kau Kutangkap menyajikan interaksi antar karakter yang begitu hidup dan terasa amat nyata.
![]() |
"Nah kalau Titian Serambut Dibelah Tujuh itu dibuat dengan craftmanship yang sangat tinggi, dari segi sinematografi, akting, directing. Walaupun gw nonton ini masih sangat kecil tapi kayak ada tentang film ini yang sangat tinggi banget dalam craftmanship," ungkap Joko Anwar.
Selain itu juga ada beberapa film luar negeri yang sangat mempengaruhi hidupnya bahkan akan terus terbawa dalam hidupnya melalui sebuah tato di bagian lengannya yakni Punch-Drunk Love (2002). Film drama komedi yang absurd karya Paul Thomas Anderson itu justru memberikan semangat baru untuk Joko Anwar di kala mulai merasa lelah dan jenuh hingga tak bisa lagi menikmati sebuah film.
Baca juga: 6 Karya Sineas Tanah Air di Netflix 2024 |
Punch-Drunk Love sendiri gagal secara finansial meskipun mendapatkan pujian dan menjadi film favorit dari banyak sutradara, mereka bahkan tak berhasil menutupi biaya produksinya yang mencapai $ 25 juta atau senilai Rp 390 miliar. Berkisah tentang seorang entrepreneur ansos, Barry Egan (Adam Sandler), yang jatuh hati dengan rekan kerja adiknya yakni Lena Leonard (Emily Watson).
Kala membicarakan film tersebut, Joko Anwar pun menceritakan sebuah adegan yang paling diingatnya dan disebut membangkitkan rasa cintanya terhadap sinema.
"Adegan paling menarik itu adalah karakter utamanya, Barry Egan (Adam Sandler) keluar ke jalan raya dan dia berkontemplasi, merenung tentang apa yang dirasakan di dalam hidupnya. Tiba-tiba ada mobil van, terus kebalik-kebalik dan kecelakaan, lalu ada mobil van lainnya muncul dan mengeluarkan piano. Itu apa artinya ya? Tapi ternyata beberapa film memang tidak harus kita artikan secara harfiah as long as film itu mampu menimbulkan sesuatu dalam emosi lo. Dan ini membuat gw pada waktu itu percaya the magic of cinema its real dan akan tetap ada," kenangnya.
![]() |
Joko Anwar juga mendirikan perusahaan bernama Come and See Pictures pada 2020. Nama perusahaan ini diambil dari salah satu judul film favoritnya yang digarap oleh Elem Klimov. Ia mengatakan film tersebut terasa sangat otentik dan begitu seram, bahkan melebihi film-film horor.
Come and See merupakan film anti-perang tersebut berkisah tentang pendudukan Nazi di Belarusia lewat sudut pandang dari seorang remaja bernama Flyora (Aleksei Kravchenko) yang terpaksa menjadi serdadu tentara.
(ass/wes)