Jumlah Penonton Indonesia Naik, Ini Potensi Besarnya

Asep Syaifullah
|
detikPop
Ilustrasi bioskop
Ilustrasi bioskop Foto: iStock
Jakarta - Gejolak industri film Tanah Air sepertinya menapaki tren positif setelah pandemi COVID-19. Kini dilaporkan penonton sinema naik hingga mencapai 14,5 persen yoy (year on year) dan mencapai 114,5 juta penonton pada 2023, dibandingkan tahun lalu yang menyentuh angka 100 juta berdasarkan analisa dari Bicara Box Office.

Kenaikan pesat terjadi pada September hingga akhir 2023 di mana ada penambahan sebanyak 53,3 juta untuk 48% market share. Angka ini mungkin masih lebih rendah dibandingkan dengan masa sebelum pandemi di mana mencapai 152 juta pada 2019.

Kenaikan tersebut patut diapresiasi sebagai bukti bahwa ada potensi besar untuk perkembangan industri tersebut. Apalagi pada 2022 sempat terjadi fenomena di mana MD Pictures sukses besar dengan film horornya, KKN Di Desa Penari, yang menjadi film Indonesia terlaris sepanjang masa dengan jumlah penonton mencapai 9,23 juta.

Tahun lalu predikat film terlaris masih dipegang oleh film Kimo Stamboel, yakni Sewu Dino yang menyentuh angka 4,89 juta penonton. Sama seperti KKN Di Desa Penari, film ini juga diangkat dari sebuah thread viral di media sosial.

Selain itu, Sewu Dino berhasil mengalahkan raihan Fast X di Tanah Air yang mencapai 4,81 juta penonton. Meski dalam data yang dirilis oleh Universal Pictures mereka memasukan jika raihan film Vin Diesel tersebut lebih tinggi yakni mencapai 5,1 juta penonton.

Pada 202,3 terjadi peningkatan di mana ada 18 film yang sukses menyentuh jumlah penonton di atas 1 juta. Raihan ini menjadi rekor tersendiri di mana sebelumnya terjadi pada 2019 dengan 15 film saja.

Lewat sebuah studi yang dilakukan oleh PWC Indonesia bersama Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis (LPEM FEB UI) dan Netflix ditemukan potensi besar dalam perkembangan industri layar yang salah satunya adalah sinema.

Mereka memperkirakan tingkat pertumbuhannya (Compound Annual Growth Rate/CAGR) mencapai 6,13 persen sepanjang 2023 hingga 2027. Hal ini pun membuat industri film, animasi, video, dan televisi berpotensi menghasilkan output ekonomi sebesar $ 9,8 miliar atau setara Rp 156 triliun pada 2027.

Hal itu juga berarti dari pertumbuhan yang terjadi akan memberikan nilai tambah terhadap PDB sebesar $ 6,1 miliar atau setara Rp 98 triliun. Tak hanya itu saja, peluang untuk menambah lapangan kerja khususnya di usia muda pun diramalkan menjangkau hingga 616 ribu tenaga kerja.

"Industri layar di Indonesia bisa menjadi peluang sangat besar. Dia adalah sebuah industri, yang terus berproses dan menghasilkan impact. Walau terus berjalan industri ini ternyata juga masih punya potensi luar biasa lain, yang masih bisa terus kita gali," ujar Head of Research and Economics PWC Indonesia, Denny Irawan.

"Total gabungan pendapatan untuk bioskop, perusahaan penyedia jasa konten daring terkurasi alias online curated content (OCC), dan TV jumlahnya mencapai 1,3 miliar dolar AS atau setara Rp 20,7 triliun di tahun 2022. Angka itu diproyeksikan bakal tumbuh menjadi 1,8 miliar dolar AS, setara Rp 28 triliun di tahun 2027," pungkasnya.


(ass/tia)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO