Andai Saja Steven Spielberg dan Martin Scorsese Tak Saling Tukar Film

Asep Syaifullah
|
detikPop
Film Directors Martin Scorsese (L) and Steven Spielberg (R) chat upon arriving at The White House in Washington, DC for a reception honoring the recipients of the 2015 Kennedy Center Honors, December 6, 2015.    AFP PHOTO / Chris KLEPONIS (Photo by CHRIS KLEPONIS / AFP)
Martin Scorsese dan Steven Spielberg. AFP/CHRIS KLEPONIS
Jakarta - Pada era 90-an, ada dua nama sutradara besar yang mengguncang Hollywood dengan karyanya, yakni Steven Spielberg dan Martin Scorsese. Beragam karya dari tangan mereka pun menjadi film yang sangat ikonik bahkan hingga saat ini.

Namun di antara semua karyanya tersebut, terselip cerita unik di mana masing-masing sempat memiliki hasrat untuk menggarap film yang seolah tertukar di antara mereka. Bagaimana kisahnya?

Film Schindler's List ternyata sudah lama menarik minat dari Steven Spielberg. Film itu pun awalnya 'digodok' selama 10 tahun sebelum akhirnya jatuh ke tangan Spielberg dan dirilis pada 1993. Kisahnya berawal dari buku Schindler's Ark yang dipublikasikan pada 1982 membuat Spielberg jatuh cinta pada kisah tersebut.

Lewat buku biography of Steven Spielberg karya Joseph McBride, dituliskan sang sutradara bahkan meminta pada eksekutif Universal Studio untuk membeli hak dari buku itu. Sayangnya, ia masih merasa belum siap untuk menggarapnya setelah bertemu dengan salah satu korban selamat yakni, Leopald Page.

Film ini pun sempat jadi rebutan beberapa sutradara, seperti Fred Schepisi (A Cry in the Dark) yang meminta pada izin pada Spielberg untuk menangani proyek itu. Spielberg pun tak memberikannya dan memilih Roman Polanski.

"Berikan padaku, aku pikir kau tak punya cukup keberanian untuk tak menggunakan crane atau dolly," ujar Fred yang ditulis dalam buku tersebut.

Sayangnya, Roman Polanski tak menerima pinangan tersebut dan memilih untuk menggarap The Pianist. Ia pun kembali mencari beberapa nama lainnya dan salah satunya adalah Martin Scorsese. Ia percaya jika Scorsese pasti bisa mengeksekusi cerita itu dengan baik dan berhasil menyuguhkan kebrutalan atas kisah nyata itu.

"Kurasa Marty (Scorsese) akan membuat film tersebut dengan sangat baik," ujarnya pada 1994 kala diwawancarai Entertainment Weekly.

Scorsese pun menyetujuinya dan mengajak Zallian untuk menulis naskahnya, namun lagi-lagi muncul perdebatan di benaknya. Ia tak mau lagi mengulang kontroversi seperti yang pernah muncul saat ia menggarap The Last Temptation of Christ.

Ia merasa dirinya mungkin tak bisa membawa cerita dengan versi yang lebih adil untuk kedua belah pihak dalam kisah tersebut.

Sayangnya, Roman Polanski tak menerima pinangan tersebut dan memilih untuk menggarap The Pianist. Ia pun kembali mencari beberapa nama lainnya dan salah satunya adalah Martin Scorsese. Ia percaya jika Scorsese pasti bisa mengeksekusi cerita itu dengan baik dan berhasil menyuguhkan kebrutalan atas kisah nyata itu.

"Kurasa Marty (Scorsese) akan membuat film tersebut dengan sangat baik," ujarnya pada 1994 kala diwawancarai Entertainment Weekly.

Scorsese pun menyetujuinya dan mengajak Zallian untuk menulis naskahnya, namun lagi-lagi muncul perdebatan di benaknya. Ia tak mau lagi mengulang kontroversi seperti yang pernah muncul saat ia menggarap The Last Temptation of Christ.

Ia merasa dirinya mungkin tak bisa membawa cerita dengan versi yang lebih adil untuk kedua belah pihak dalam kisah tersebut.


(ass/ass)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO