The Gorge: Kisah Penjaga Pintu Neraka

Candra Aditya
|
detikPop

EDITORIAL RATING

4/5

AUDIENCE RATING

-
The Gorge

Sinopsis:

Bayangin kamu harus jaga dunia dari sesuatu yang bahkan kamu gak bisa lihat. Seram? Pasti. Tapi itulah yang harus dihadapi oleh dua agen terlatih dalam cerita The Gorge.

Dua agen ini ditugaskan di menara jaga di sisi berlawanan dari sebuah jurang misterius. Tugas mereka mencegah kejahatan tak terlihat yang bersembunyi di dalam jurang tersebut. Kedengarannya kayak plot film sci-fi thriller yang bikin bulu kuduk merinding, kan?

Awalnya, komunikasi mereka terbatas, hanya suara yang saling bersahutan dari kejauhan. Tapi seiring waktu, hubungan mereka tumbuh, dari sekadar rekan tugas menjadi sesuatu yang lebih dalam. Mereka mulai berbagi ketakutan, kelelahan, bahkan harapan di tengah ketegangan psikologis dan fisik yang terus meningkat.

Namun, momen reflektif mereka gak berlangsung lama. Ada ancaman baru yang lebih mengerikan, sebuah kekuatan jahat yang lebih besar dari yang mereka bayangkan. Sesuatu yang bisa menghancurkan umat manusia jika mereka gagal menghadapinya.

Kini, pilihan mereka hanya dua: tetap di zona aman dan menyaksikan kehancuran dari kejauhan, atau menghadapi ancaman tersebut bersama, mempertaruhkan nyawa demi menyelamatkan dunia.

Dengan premis yang menggabungkan elemen thriller psikologis, aksi intens, dan drama emosional, The Gorge menjanjikan sebuah kisah yang gak cuma bikin lo tegang, tapi juga terhanyut dalam hubungan emosional para karakternya.

Review:

Levi Krane (Miles Teller) adalah seorang sniper super canggih yang tidak memiliki siapa pun dalam hidupnya. Ketika si calon bos, Bartholomew (Sigourney Weaver), bertanya tentang kehidupan pribadinya, Levi menjawab bahwa ia tidak memiliki siapa pun yang bergantung pada hidupnya. Ini adalah hal yang penting mengingat pekerjaan Levi akan membutuhkan full konsentrasi. Ia akan menjaga sebuah tower selama setahun penuh tanpa kontak dari luar. Tugas lainnya adalah menjaga apapun keluar dari yang namanya The Gorge, sebuah jurang raksasa yang memisahkan tower-nya dengan tower tetangga.

Tower tetangga ternyata dijaga oleh Drasa (Anya Taylor-Joy). Seperti halnya Levi, Drasa adalah seorang sniper andalan. Keduanya juga mempunyai masalah yang sama: mimpi buruk atas pekerjaan mereka. Perbedaannya adalah kalau Levi menurut dengan aturan, Drasa sebaliknya. Di ulang tahunnya, ia memutuskan untuk membuat kontak dengan Levi. Komunikasi yang dilarang ini ternyata menjadi semangat baru bagi Levi karena ia memutuskan untuk menyebrang dan menemui gadis tersebut. Semuanya menjadi petualangan hidup dan mati ketika dalam perjalanannya ia jatuh ke dalam The Gorge.

Disutradarai oleh sutradara horor andalan, Scott Derrickson, The Gorge adalah sebuah film gado-gado yang memuaskan semua jenis penonton. Kamu butuh film aksi? Film monster dengan bumbu sci:fi? Atau film romantis? Semuanya dihadirkan dalam film ini. Zach Dean sebagai penulis skrip dengan berhati-hati menaruh setiap genre dengan teliti. Meskipun rasanya formulaik, tapi hasil akhirnya tetap memuaskan.

Sebagai film romantis, Derrickson berhasil menjual rasa gemas itu berkat permainan akting pemainnya. Miles Teller dan Anya Taylor-Joy tidak hanya memiliki fisik yang super prima sehingga film ini terasa sekali rasa Hollywoodnya tapi mereka juga memiliki chemistry yang baik. Koneksi pertama mereka dipersembahkan hanya melalui tulisan (bayangkan adegan legendaris Love Actually). Dua karakter ini terpisah oleh jurang yang lebar tapi Teller dan Taylor-Joy berhasil menjual kisah romansa ini. Ketika mereka akhirnya mereka bersatu dalam satu frame dan saling memadu kasih, The Gorge menjadi sangat menggemaskan.

Sebagai sebuah tontonan monster ala-ala Stranger Things atau The Last of Us, film ini juga tidak mengecewakan. Desain makhluknya mungkin tidak original. Secara konsep agak mengingatkan saya kepada Annihilation-nya Alex Garland. Tapi karena Derrickson adalah sutradara horor yang piawai, ia tahu bagaimana membuat penonton tegang. Cara ia menampilkan jumpscare sangat efektif. Dari serangga raksasa, manusia yang sudah bersatu dengan tumbuhan sampai akar pohon yang mempunyai gigi, The Gorge tidak kekurangan bahan untuk membuat kedua karakternya keteteran.

Dan karena Zach Dean sudah membuat penonton berkenalan lebih dahulu dengan karakternya, menyaksikan dua orang ini adu pamer kemampuan untuk menyelamatkan diri menjadi masuk akal dan keren. Satu-satunya hal yang membuat The Gorge terasa kurang tegang, mungkin adalah kenyataan bahwa Drasa dan Levi digambarkan sebagai karakter yang paling jago di bidangnya. Jadi mereka bisa memecahkan semua problem yang susah dihadapi orang biasa dengan mudah.

Terakhir, sebagai film aksi, The Gorge menampilkan intrik dan misteri yang cukup menarik. Meskipun, sekali lagi, yang ditawarkan bukan barang yang baru (obsesi Amerika untuk membuat tentara paling kuat). Tapi film ini berhasil membuatnya menjadi fresh berkat campuran genre lain di dalamnya. Kalau saja film ini dirilis di bioskop, bukan tidak mungkin The Gorge menjadi blockbuster yang akan memuaskan banyak pecinta film.

The Gorge dapat disaksikan di Apple TV+.


TAGS


MOVIE LAINNYA

SHOW MORE