Maharaja: Cinta Gila Seorang Ayah

Sinopsis:

Maharaja (Vijay Sethupathi) adalah seorang tukang cukur di Ramki Saloon di Chennai. Suatu hari, saat hendak membelikan mainan untuk putrinya, Jothi (Sachana Namidass), sebuah truk menabrak rumah di mana istri dan putrinya sedang berada di situ.

Istrinya tewas, sedangkan Jothi selamat karena beruntung tubuhnya tertutup tong sampah. Tong sampah ini kemudian diberi nama Lakshmi dan diperlakukan layaknya keluarga oleh Maharaja.

Bertahun-tahun kemudian, Maharaja pergi ke kantor polisi untuk melaporkan peristiwa perampokan di rumahnya. Dia mengaku tong sampah itu, Lakshmi hilang dicuri. Laporan absurd ini membuat polisi tak percaya dan menganggapnya bualan saja. Namun, Maharaja dengan gigih menyakinkan polisi agar mau menemukan tong sampah tersebut. Apa yang sebenarnya terjadi?

Review:

Sang sutradara, Nithilan Swaminathan menuturkan film ini dengan lapisan-lapisan cerita yang mulanya seakan tidak berkaitan. Nithilan memulai ceritanya dari tengah, lalu ceritanya bergerak dengan alur-maju mundur.

Pendekatan non-linear ini menarik buat diikuti karena premis sederhana tentang kehilangan tong sampah memang mengundang tanya. Ditambah lagi, ceritanya terbilang rapi meskipun tetap ada sedikit kedodoran.

Sepanjang durasi, penonton diajak untuk ikut mencari tahu apa sesungguhnya motif dari Maharaja. Apakah Maharaja benar-benar kehilangan tong sampahnya atau sekadar membual?

Rasa penasaran ini semakin menebal karena karakter Maharaja digambarkan pendiam dan klemar-klemer (tidak cekatan). Kendati demikian, nuansa gejolak jiwa dari Maharaja begitu terasa.

Hal ini ditunjukkan lewat cinta Maharaja kepada anak semata wayangnya itu. Maharaja akan selalu berusaha melindungi putrinya, bahkan dari sekadar kata-kata hinaan.

Meskipun pada mulanya film ini bergerak agak tenang, keseruan dan ketegangan lantas mulai muncul. Seolah tanpa aba-aba, kita akan langsung disuguhi adegan kemarahan Maharaja. Adegan ini mungkin gampang ditebak, karena sejak awal kita seperti diyakinkan bahwa sang tokoh utama tengah memendam amarahnya.

Suguhan aksi perkelahian sadis ini ditampilkan dalam kadar yang pas.

Cuplikan adegan film Maharaja. Foto: Dok. Netflix

Kemudian menjelang babak akhir, rentetan plot twist menyeruak secara bertubi-tubi. Tentu saja inilah salah satu yang menjadi ciri khas dari sinema India Selatan. Plot twist yang disuguhkan oleh Maharaja belum akan berhenti sampai penonton tiba di akhir cerita. Twist yang sungguh padat sekaligus menohok.

Selain itu, detail-detail yang dihadirkan juga seperti menawarkan kepingan puzzle simbolis. Dari mulai soal ular yang tiba-tiba menyelinap masuk ke rumah Maharaja hingga tong sampah besi yang agak ringsek itu.

Cuplikan adegan film Maharaja. Foto: Dok. Netflix

Barangkali kita menduga bahwa film ini mengambil sejumlah referensi dari Oldboy (2003) atau John Wick (2014). Tetapi rasanya Maharaja juga akan mengingatkan kita pada The Harder They Fall (2021).

Apapun referesinya, Maharaja merupakan revenge movie yang cukup mengagumkan secara cerita. Film ini juga bisa menyampaikan sebuah pesan yang menggigit, bahwa kegilaan seorang ayah bisa meledak-ledak jika putrinya disakiti. Tak ada yang bisa menghentikan amarah yang berbaur dengan cinta.