RM BTS Blak-blakan Soal Tekanan Menikah-Punya Anak

Dilansir dari Koreaboo pada Senin (6/10/2025), RM membagikan pendapatnya soal bagaimana tekanan yang dihadapi oleh orang-orang saat ini soal pernikahan. Baik dari realita kehidupan mereka, atau masyarakat yang ada di sekitarnya.
"Kupikir banyak yang tertekan terutama perempuan," kata RM.
Dia fokus pada tekanan yang seringkali datang dari media dan juga orang di sekitar mereka. Menurut RM, perempuan seringkali terpaksa menghadapi kesulitan soal komentar mengenai hal ini.
Perempuan terus diserang oleh komentar soal pernikahan dan punya anak. Atau juga kewajiban-kewajiban lainnya.
"Rasanya kayak kita semua ditekan ke dalam sebuah cetakan, tapi kalau boleh jujur, aku hanya berharap semua orang bisa hidup dengan tempo masing-masing. Gak ada satu jawaban benar soal hal ini (pernikahan dan punya anak)," lanjut RM.
Pria bernama Kim Nam Joon itu lalu mengungkap lebih lanjut pendapatnya soal pernikahan. Terutama mengenai alasan yang cukup sering diutarakan terkait keputusan menikah.
Dia gak setuju dengan pendapat bahwa menikah dilakukan sebagai obat kesepian. RM mengungkap alasannya.
"Dari sudut pandangku, kalau seseorang gak bisa tahan sendirian, terus meski dia kemudian menikah, apakah pernikahan itu akan memperbaiki keadaan? Soalnya ketika sudah menikah, akan ada momen-momen kamu pasti ingin sendiri... itu kan naluri alamiah manusia. Jadi kupikir, orang-orang yang bisa nyaman sendirian juga bisa jadi partner yang baik ketika bersama orang lain, begitu juga sebaliknya. Memilih untuk menikah untuk lari dari rasa sepi... aku gak yakin itu pendekatan yang benar," lanjut RM.
Dalam siaran langsung yang sama, dia juga sedikit membahas soal keputusan punya anak. Meski mengakui agak sedikit ragu soal pendapatnya itu, tapi dia tegas bilang kalau punya anak memang sangat menantang.
RM menerangkan kalau dirinya saat ini merasa sangat kewalahan mengurus diri sendiri. Jadi itu membuatnya merasa tidak yakin untuk mengurus anak di saat yang sama.
"Gak ada jawaban yang benar untuk ini. Yang sudah menikah bisa bicara dari POV mereka, orang yang tidak menikah juga bicara dari pengalaman mereka sendiri. Masing-masing gak bisa benar-benar mengerti POV satu sama lain. Jadi, kurasa kita dengerin aja cerita dan pengalaman orang di sekitar kita, seperti apa adanya. Sedikit banyak, kupikir generasi kita yang lahir di 90-an, adalah generasi pertama di Korea yang melihat pernikahan sebagai sebuah pilihan. Karena itu, aku percaya kita semua harus mengikuti pilihan masing-masing," tutupnya.
(aay/dar)