Mirip Mama Minta Pulsa, Korea Heboh Rekan Seleb Pinjam Dulu Seratus

Asep Syaifullah - detikPop
Sabtu, 04 Okt 2025 12:30 WIB
Foto: Istimewa
Jakarta -

Gelombang kasus penipuan online dan phone phishing yang menargetkan figur publik di Korea Selatan telah memicu kekhawatiran serius.

Dengan skema yang semakin canggih dengan AI, mereka merugikan secara finansial para selebriti. Sejumlah pengakuan dari para selebriti belakangan ini menyoroti betapa sulitnya mendeteksi penipuan modern.

Dalam sebuah episode acara YouTube Jodongari, pembawa acara Ji Seok Jin (via SCMP pada 3 Oktober) mengungkapkan bahwa salah satu kenalannya dari kalangan selebriti telah kehilangan 300 juta won (sekitar Rp 3,5 miliar) karena voice phishing.

"Mereka adalah orang yang sangat cerdas, tetapi mereka diminta mengklik tautan situs web, dan setelah mereka melakukannya, tampilannya terlihat sangat sah. Mereka adalah tipe orang yang Anda pikir tidak akan pernah tertipu," kata Ji Seok Jin, menekankan betapa majunya skema kejahatan tersebut.

Ji Seok Jin juga berbagi pengalaman nyaris menjadi korban sekitar 15 tahun lalu ketika seseorang menyamar sebagai penyiar Kim Gura dan meminta transfer 2 juta won.

Kasus lain yang menimpa selebriti antara lain, aktor Bae Jung-nam mengaku di acara SBS "My Little Old Boy" bahwa ia ditipu 4,5 juta won saat melakukan pembelian barang bekas secara online.

Aktris senior Lee Mi-sook juga menderita kerugian besar dengan rekening banknya terkuras, kehilangan antara 50 hingga 60 juta won.

Para ahli memperingatkan bahwa penipuan phishing kini menjadi jauh lebih rumit, sering kali:

1. Meniru situs web asli secara sempurna.
2. Meniru figur terpercaya atau selebriti.
3. Mengeksploitasi taktik rekayasa sosial (social engineering) untuk memanipulasi korban.

Tren ini menunjukkan bahwa penjahat siber tidak hanya mengeksploitasi kerentanan dalam teknologi, tetapi juga dalam psikologi manusia, menggunakan pandangan dan suara, termasuk melalui teknologi deepfake, untuk merusak kepercayaan yang mendasari sistem keuangan modern.

Tuntutan untuk Platform Global

Melihat meningkatnya kasus penipuan investasi keuangan yang mengeksploitasi identitas mereka di media sosial, sekelompok selebriti dan tokoh media Korea Selatan telah menyerukan agar platform-platform besar global seperti YouTube, Facebook, dan Instagram mengambil tindakan.

Mereka menuntut platform-platform tersebut menerapkan sistem untuk secara proaktif mendeteksi dan memblokir iklan palsu di muka. Polisi telah mencatat lebih dari 1.000 kasus kerugian senilai sekitar 120 miliar won (sekitar USD 89,7 juta) terkait penipuan saran investasi keuangan antara September hingga Desember tahun lalu.

Pihak berwenang dan pakar keamanan siber mendesak masyarakat umum, termasuk para figur publik, untuk meningkatkan kehati-hatian dalam menghadapi kejahatan phishing yang kerugiannya dapat mencapai ribuan hingga ratusan ribu dolar.



Simak Video "Video: Tips Melindungi Diri dari Penipuan dan Pemerasan Online"

(ass/dar)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork