K-Drama
Alasan Pemain 388 Bangga Banget Bertato Marinir di Squid Game 2

Pemain 388, Dae Ho, diperankan oleh Kang Ha Neul di Squid Game 2. Dia adalah salah satu karakter baru yang diperkenalkan dalam season ini. Kemunculannya cukup berkesan karena interaksinya dengan Jung Bae, pemain 390, yang merupakan salah satu teman Gi Hun.
Dae Ho dan Jung Bae kemudian menemukan kesamaan yang mendekatkan satu sama lain: mereka sama-sama menjalani wajib militer di Angkatan Laut dan punya tato marinir.
Seperti yang kita tahu, semua pria dewasa di Korea Selatan (kecuali dinyatakan nggak mampu karena kondisi kesehatan) menjalankan wajib militer selama kurang lebih dua tahun. Angkatan Laut adalah unit militer yang paling sulit dari semua unit militer yang ada.
Dilansir dari artikel Kim Ji Ye di Korea JoongAng Daily pada Jumat (3/1/2025), proses buat masuk ke Angkatan Laut mewajibkan kandidatnya punya fisik yang benar-benar kuat di atas standar fisik unit militer lain. Selain itu proses interviewnya juga rumit dan ketat banget.
Baca juga: Squid Game 2 Udah Ditonton 480 Juta Jam! |
Pas udah masuk, proses pelatihan militernya luar biasa intens dan keras. Makanya alumni Angkatan Militer punya kedekatan emosional antara satu sama lain, serta menjaga rasa hormat antar-angkatan dan hubungan baik senior-junior.
Ada beberapa momen di Squid Game 2 yang menampilkan Dae Ho dan Jung Bae. Berawal dari tato Marinir yang mereka miliki di bahu masing-masing, komunikasi keduanya sepanjang season 2 kemudian terjalin secara natural.
Selain itu ada juga momen Dae Ho memamerkan tato Marinirnya ke pria-pria lain, seolah mau menunjukkan kalau 'kasta'-nya sebagai pria yang sudah wamil lebih tinggi dari yang lain karena dia anggota Angkatan Laut. Kebanggaan itu juga beralasan.
Angkatan Laut Korea Selatan dapat julukan 'pemburu hantu' ketika Perang Korea (1950-1953) setelah mereka menang melawan Korea Utara. Rasa bangga Dae Ho itu juga muncul karena Angkatan Laut Korea Selatan dipuji sebagai militer terkuat yang dimiliki negara tersebut.
Kemampuan bertempur mereka pernah dipuji oleh koresponden perang AS, Marguerite Higgins, dalam sebuah artikel tentang operasi pendaratan Tongyeong pada 1950. Di situ dia menyebut Angkatan Laut Korea Selatan "bahkan mungkin bisa menangkap iblils" saking kuatnya.
Tapi yang menarik dari karakter Dae Ho lebih dari sekadar tatonya. Sekilas dia bercerita bagaimana tumbuh di keluarga dengan kakak-kakak perempuan. Keputusan dia buat masuk AL juga ada kesan paksaan dari ayahnya yang menginginkan dia jadi sosok pria yang kuat.
Karakter ini kompleks meski porsinya di season 2 belum terlalu dominan. Terlihat dari bagaimana kebanggaannya pada tato Marinir itu hilang ketika dia mendapat tekanan saat diminta mengumpulkan amunisi dari pasukan pink yang mati.