Naver WEBTOON Dituduh Gak Bayar Kreator
Dilansir dari Anime News Network yang wawancarai Ketua Serikat Kreator WEBTOON, Shin-a Ha. Menurutnya, kontroversi dari serikat adalah 'buruh yang gak dibayar'.
Ada seorang kandidat kreator WEBTOON yang melaporkan pengalamannya kepada serikat, kreator yang dipilih melalui kontes perusahaan diwajibkan memproduksi tiga sampai delapan episode penuh sebelum tanda tangan kontrak resmi.
Periode revisi dapat berlangsung beberapa bulan sampai tiga tahun. Bahkan seorang seniman bilang, "Saya telah melalui lusinan revisi. Para editor terus-menerus ikut campur, dan bahkan setelah satu tahun bersepakat dengan produser saya, seorang supervisor baru datang dan meminta saya untuk memulai dari awal."
Shin-a Ha juga bilang banyak komikus yang menyerah pada karier mereka setelah bertahun-tahun kerja tanpa bayaran sampai kesulitan keuangan.
"Ada kasus di mana kreator dibiarkan tanpa umpan balik selama berbulan-bulan setelah mengirimkan naskah, atau bahkan memulai serialisasi tanpa pernah menerima kontrak resmi," ujarnya.
Kreator yang tidak berafiliasi dengan serikat pekerja berbagi pengalaman serupa. Seorang seniman yang telah bekerja di berbagai platform juga bilang hal yang sama.
"Gak mendapatkan kompensasi untuk proses pengembangan setelah memenangkan kontes adalah hal yang umum. Tiga tahun memang ekstrem, tetapi memang ada kasus seperti itu," sambungnya.
Monopoli Naver WEBTOON di pasar komik digital Korea Selatan juga berasal dari monopoli yang hampir dilakukannya di industri.
Baca juga: Witch Hat Atelier Menangkan Manga Terbaik |
"Ini sebanding dengan Netflix atau YouTube di industri video. Agar seorang kreator berhasil, publikasi di Naver WEBTOON sangatlah penting," katanya.
Perwakilan serikat pekerja juga meminta para pembaca global untuk memperhatikan masalah ini. Seorang kreator yang saat ini berkarya di Naver WEBTOON berkata secara anonim.
"Bahkan dengan kesuksesan global, kami hanya mendapatkan sedikit keuntungan. Di beberapa pasar, Naver mengambil hingga 90% dari pendapatan luar negeri-terkadang 70% paling banyak. Banyak kreator menerimanya karena 10% masih cukup untuk hidup namun gak ada transparansi tentang peringkat, promosi, atau pengeluaran iklan dikelola," ungkapnya.
Sementara itu, seorang perwakilan Naver WEBTOON yang hadir di Majelis Nasional menyatakan:
"Sejauh pemahaman saya, saat ini tidak ada kasus tidak dibayarnya biaya naskah di tingkat perusahaan. Jika kasus-kasus yang disebutkan memang faktual setelah peninjauan menyeluruh, kami akan berusaha untuk melakukan perbaikan. Di antara berbagai kontrak, ada yang dibuat atas pilihan kreator. Karena kreator adalah yang terpenting di Naver WEBTOON, kami akan bekerja lebih keras untuk memastikan bahwa para kreator dapat berkarya di lingkungan yang lebih baik. Kami terus berupaya untuk membangun lingkungan yang berpusat pada kreator dan akan berupaya menciptakan lingkungan kreatif yang lebih baik."
(tia/pus)











































