David Van Reybrouck asal Belgia resmi menerbitkan buku edisi bahasa Indonesia, Revolusi: Indonesia dan Lahirnya Dunia Modern. Bukan sembarang karya, buku yang dirisetnya selama hampir 6 tahun kini ada setebal 730 halaman.
Membaca judulnya terkesan berat, namun menurut David, itu adalah judul yang cocok buat buku yang ditulisnya.
"Sejarah Indonesia itu kompleks, saya sampai harus mewawancarai sekitar 200an sumber untuk buku ini," katanya saat ditemui di Gramedia Jalma, Blok M, Jakarta Selatan, Senin (3/11).
Setelah mewawancarai dan mengumpulkan data dari para narasumber, David ngaku membaginya kepada beberapa periodisasi. Ia menyebutnya mulai dari zaman kolonial, tentang Jepang, proklamasi kemerdekaan Indonesia, pasca-kemerdekaan hingga tentang Konferensi Bandung.
"Jadi ini tokoh yang benar-benar membangun struktur. Mereka jadi teman saya, sebagai pembaca kamu pastinya merasa wah mereka adalah tokoh biografis dan saya punya tulisan tangan yang sangat kecil. Dari skema itu, saya punya pensil yang halus dan sangat kecil," katanya.
Ia pernah mewawancarai narasumber yang pernah jadi romusha, orang-orang Belanda yang ada di kamp konsentrasi Jepang, sampai narasumber yang ada di Jepang.
David Van Reybrouck pun mulai membangun cerita dari kisah per narasumber tersebut. Dia menganologikannya seperti perkataan Ernest Hemingway. 'Bacaan yang mudah adalah tulisan yang sulit'.
"Iya, itu benar. Ini adalah pekerjaan yang sangat berat ya," ucapnya.
Gak cuma mewawancarai dan menyambangi mereka satu per satu, namun ia juga membaca berbagai referensi bacaan lainnya. Buku catatannya ada 27 buku.
Sembari sarapan croissant, David bilang bukunya yang setebal 730 halaman adalah yang tertipis yang ditulisnya. "Buku saya biasanya panjang dan tebal. Ini yang lumayan sedikit-lah. Saya harus mengeditnya ulang supaya ringkas dan tepat bagi pembaca di Indonesia dan luar Indonesia," pungkasnya.
Setelah perjalanan panjang berbagai ruang diskusi, ceramah publik ke Surabaya Jawa Timur, ke ajang Ubud Writers and Readers Festival, buku Revolusi kini diluncurkan secara resmi di Gramedia Jalma, Blok M, Jakarta, kemarin. Kini, bukunya tersedia di berbagai toko buku online dan offline.
Simak Video "Video Fadli Zon: Penulisan Ulang Sejarah Dibuat Sejarawan Tanpa Intervensi"
(tia/dar)