Taufiq Ismail Raih Lifetime Achievement dari UWRF 2025

Tia Agnes Astuti
|
detikPop
Taufiq Ismail Raih Lifetime Achievement di UWRF 2025
Foto: Tia Agnes/ detikcom
Jakarta - Setiap tahunnya, Ubud Writers and Readers Festival (UWRF) memberikan anugerah lifetime achievement kepada sastrawan atas kiprahnya di dunia literasi. Tahun ini, nama penyair Taufiq Ismail diumumkan yang bakal menerima penghargaan.

Co-Founder and Director Ubud Writers and Readers Festival (UWRF), Janet DeNeefe cerita kiprah Taufiq Ismail di ranah sastra sudah dimulai puluhan tahun lalu.

"Kami memilih beliau setelah diskusi panjang, kiprahnya mempengaruhi generasi muda lewat program Siswa Bertanya, Sastrawan Menjawab. Dia juga pendiri Majalah Sastra bulanan HORISON dan tokoh penting dalam sastra Indonesia," ungkapnya saat diwawancarai redaksi detikpop pada Rabu (1/10).

Menurut Janet, sosok Taufiq layak dapat anugerah lifetime achievement. "Salah satu pertimbangan utama lainnya adalah kami ingin memberikan anugerah ini kepada mereka yang berkontribusi dan masih hidup, ya meskipun ada waktu itu yang sudah meninggal dunia," ujar Janet.

Taufiq Ismail yang turut hadir ngucapin rasa terima kasihnya kepada penyelenggara UWRF. Pria yang berusia 90 tahun cerita selalu mengikuti diskusi dan perkembangan literasi di UWRF lewat media sosial.

"Saya ikut bangga apa yang dikerjakan oleh UWRF dan sampaikan ucapan rasa terima kasih yang tinggi supaya tambah maju dan sukses. Tentunya UWRF akan bermanfaat bagi perkembangan literasi di Tanah Air," kata Taufiq Ismail.

Di akhir acara, ia membacakan puisi yang ditulisnya pada 2006 dan berjudul Merindukan Sebuah Dunia. Anugerah lifetime achievement bakal berlangsung di malam pembukaan UWRF di Ubud, Bali.

Nama Taufiq Ismail dikenal sebagai tokoh penting dalam sastra Indonesia di periode pasca-Soekarno dan dianggap sebagai pelopor Generasi '66. Sebelum aktif sebagai penulis, ia mengajar di Institut Pertanian Bogor.

Pada 1963, ia menandatangani "Manifesto Kebudayaan" sebagai dokumen yang menentang pengaitan seni dengan politik. Hal ini membuatnya kehilangan jabatannya sebagai pengajar di Institut tersebut.

Sepanjang kariernya, ia banyak memenangkan penghargaan di antaranya Cultural Visit Award dari pemerintah Australia (1977) dan Penghargaan Penulis Asia Tenggara (1994). Tahun ini, Kementerian Kebudayaan juga merayakan 90 tahun Taufiq Ismail dengan peluncuran buku.


(tia/wes)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO