Lukisan 'Bunga Kehidupan' Raih J+Art Awards, Dipamerkan di Jakarta

Pendiri Connected Art Platform, Mona Liem, cerita kompetisi J+Art Awards dimulai sejak tahun lalu dan ingin melihat potensi seniman-seniman Indonesia dan mancanegara.
"Tahun lalu, inisiatif kami bekerja sama dengan venue di Salatiga bikin platform baru bagi teman-teman di Jawa Tengah. Tahun ini hadir lagi, dan kita pengin bikin awards sekalian. Tahun kedua yang disambut hangat dan bekerja sama dengan banyak 7 partner dan platform lainnya," ucap Mona Liem saat diwawancarai pada Jumat (26/9).
Di Artotel Suites Mangkuluhur, mereka memboyong lukisan 5 pemenang J+Art Awards. Ada pelukis asal Yogyakarta Husin lewat Bunga Kehidupan yang fokus pada tema alam sebagai sumber kehidupan. Beauty Clarabelle lewat lukisan The Prapatan dan A Bloom of Tranquility, merefleksikan keterhubungan manusia dan ruang ketenangan.
Geed Saputra dengan Antara Maju atau Mundur menyoroti ketegangan antara modernitas dan spiritualitas Bali, menggunakan gaya young artist Penestanan sebagai lensa pembacaan.
Sumastania Widyandari lewat The Errands (Daytime & Nighttime) mengeksplorasi kehadiran diri dan relasi dengan lingkungan sekitar. Sementara Yelmi Nanda Resfi melalui Maelo Jalur mengangkat tradisi kolektif pembuatan perahu di Sumatra Barat sebagai simbol gotong royong yang masih hidup hingga kini.
![]() |
Art Director Artotel, Windi Salomo, cerita kolaborasi dengan Connected Art Platform punya misi yang sama.
"Kita ingin art space jadi ruang alternatif bagi seniman Indonesia dan kami merasa punya misi yang sama dengan Connected Art Platform," terangnya.
Pemenang J+Art Awards
Di malam opening, nama Husin diumumkan sebagai winner dari J+Art Awards. Ia cerita di balik karya 'Bunga Kehidupan' yang dikirimkannya. Karyanya terinspirasi dari kawasan Gunung Kidul, Yogyakarta, yang gersang namun setelah 20 tahun ditanami kembali, bisa kembali subur.
"Jadi memang ceritanya terinspirasi dari Direktur Jogja Gallery yang beli tanah gersang di Gunung Kidul, emang sengaja buat beli dan berhasil jadi hutan yang subur. Saya salah satu seniman diajak ke lokasi buat lihat dan menginap 2 hari 1 malam, merangsang kita buat bikin karya soal alam," terang Husin.
![]() |
Awalnya, ia melukis di atas kanvas pakai cat minyak potret tanah yang gersang dan tampak kering. Tapi lambat laun ia mengambil simbol bunga bangkai yang dianalogikan sebagai 'jantung kehidupan'.
"Jantung manusia, yang muncullah karya seperti itu. kata orang surealis, kalau kata saya inilah realita yang terjadi," tukasnya.
Selain Mona Liem, tim dewan juri dari J+Art Awards di antaranya Tobias Brunner (seniman dan desainer asal Zurich), Abby Hermosilla (kurator MoMA New York), serta Yessiow (pendiri Tangi Street Art Festivals Bali, Forbes 30 Under 30 Asia 2024).
Selain Artotel Mangkuluhur, pameran seni yang bekerja sama dengan Connected Art Platform bakal berlanjut ke Artotel Bianti Yogyakarta pada November 2025.
(tia/tia)