7 Novel Berlatar Politik dan Demonstrasi di Indonesia

Tia Agnes Astuti
|
detikPop
7 Novel Berlatar Sejarah Indonesia: Laut Bercerita hingga Gadis Kretek
Poster novel Laut Bercerita karya Leila S Chudori. Foto: Istimewa
Jakarta - 7 Novel Berlatar Politik dan Demonstrasi di Indonesia

Demonstrasi yang pertama kali berkecamuk sejak 25 Agustus di depan gedung MPR/ DPR RI sampai aksi massa di berbagai kota buat kondisi Tanah Air gak kondusif. Sejak Orde Lama, Orde Baru hingga Reformasi, sejarah terus berulang dan terangkum dalam kisah fiksi.

Jelang akhir pekan panjang, berikut 7 novel fiksi berlatar sejarah, politik, dan demonstrasi yang ada di Indonesia, seperti dirangkum redaksi detikpop:

1. Laut Bercerita (Leila S Chudori)

Leila S Chudori berhasil mencapai tonggak sejarah dengan cetakan ke-100 dari novel Laut Bercerita. Novel ini mengisahkan tentang sekelompok aktivis pro-demokrasi di masa Orde Baru yang hilang secara paksa dan disiksa, fokus pada hilangnya Biru Laut dan perjuangan keluarganya untuk mencari kebenaran.

2. Pulang (Leila S Chudori)

Masih ditulis oleh karya penulis yang sama, Leila S Chudori, novel Pulang jadi salah satu rekomendasi novel berlatar demonstrasi di Indonesia. Novel ini bercerita tentang para eksil politik Indonesia pasca-1965 yang terpaksa hidup di Paris, dengan latar belakang peristiwa G30S 1965 dan berlanjut hingga masa reformasi.

3. Negeri Para Bedebah (Tere Liye)

Thomas, seorang konsultan keuangan brilian yang terjerat dalam skandal korupsi di Bank Semesta, milik pamannya, Om Liem. Novel ini mengisahkan perjuangan Thomas untuk membersihkan nama baik keluarganya dan menyelamatkan bank dari likuidasi, sambil menghadapi konspirasi, intrik, dan intrik di balik gemerlapnya dunia keuangan dan perpolitikan yang penuh dengan "para bedebah"

4. Amba (Laksmi Pamuntjak)

Laksmi Pamuntjak menerbitkan novel Amba yang berlatar politik 1965. Dari tangannya, novel ini telah mendunia, ia bahkan mendapat penghargaan sebagai Keynote Speaker dalam festival bergengsi di Jerman. Novelnya diterbitkan di 2012 dalam bahasa Inggris, dengan judul The Question of Red, barulah kemudian terbit dalam versi bahasa Indonesia.

Amba merupakan kisah tragedi yang disampaikan melalui kisah cinta, dari Amba dan Bhisma di hari-hari mencekam pada bulan September 1965, yang dipaksa harus berpisah karena situasi politik. Di mana hingga satu juta orang yang dituduh sebagai Komunis di Indonesia dibantai. Kamu akan melihat gambaran kehidupan tahanan yang diasingkan di Pulau Buru.

5. Tetralogi Buru (Pramoedya Ananta Toer)

Secara gak langsung Pramoedya Ananta Toer bukan ceritain soal demonstrasi yang ada di Indonesia. Tapi lewat empat buku fiksi yang terangkum dalam Tetralogi Buru menggambarkan perjalanan sejarah dan penindasan politik yang panjang di Indonesia, terutama pada masa Orde Baru, dengan latar belakang kehidupan Minke yang tidak terlepas dari dinamika politik.

6. Mei Hwa dan Sang Pelintas Zaman (Afifah Afra)

Novel karya Afifah Afra mengisahkan tentang kekerasan rasial dan politik yang terjadi pada Tragedi 1998 di Jakarta, di mana seorang mahasiswi keturunan Tionghoa menjadi korban dari situasi tersebut.

7. 86 (Okky Madasari)

Okky Madasari menerbitkan novel 86 yang menceritakan tentang polisi lalu lintas bernama Arimbi yang berhadapan dengan praktik suap, pungli, dan tekanan sistem.




(tia/wes)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO