Teater Koma Berduka, Aktor dan Penata Rias Subarkah Hadisarjana Meninggal

Kabar duka ini diumumkan oleh Rangga Riantiarno, sutradara dari Teater Koma lewat akun Instagram pribadinya.
"Selamat jalan, Om Barkah @subarkah5. Sebuah kehormatan wajahku jadi salah satu kanvas wadah ekspresi artistik Om Barkah selama sekian tahun.
.
Sebuah kehormatan juga bisa beradegan satu panggung, terutama di 'Republik Cangik' (2014).
.
Tak menyangka, tata rias dari muda ke tua dalam 5 menit di 'Tanda Cinta' (Salihara 2024) jadi kerja terakhir bareng Om.
.
Terima kasih banyak untuk semua obrolan sarat ilmunya," tulisnya.
Redaksi detikcom sudah mendapatkan izin atas postingan Rangga. Hal yang sama juga diungkap oleh kurator sekaligus Dosen IKJ, Citra Smara Dewi.
"Satu lagi sahabat pulang keharibaan Allah SWT. Pagi ini kami dikejutkan dengan berita duka atas meninggalnya Subarkah Hadisarjana pada pagi dini hari ini Selasa, 11 Maret 2025, pukul 00.50 WIB di RS Sentra Medika Cimanggis - Depok," demikian tulis Citra lewat akun @citra_smara_dewi.
Saat ini, jenazah Subarkah tengah disemayamkan di kediaman pribadinya di Pondok Tirta Mandala Jalan Rajawali J3 No 6 Depok. Kabarnya, almarhum akan dimakamkan di TPU Tapos -Bogor Jawa Barat.
Profil Subarkah
Pria yang akrab disapa Barkah dikenal sebagai seniman teater multitalenta. Sejak 1960-an, ia telah terlibat di Teater Populer lalu Teater Koma sepanjang hayatnya.
Ia pernah terlibat jadi penata rias dalam film Pengkhianatan G30S PKI yang disutradarai oleh Arifin C. Noer, yang berlangsung selama dua tahun. Usai film tersebut, kegiatannya terus berlanjut dengan film Djakarta 1966, yang juga digarap oleh Arifin C Noer.
Sejumlah film telah dilakoninya di antaranya Makelar Kodok Untung Besar (1990), Kafir (2002), dan Get Married 3 (2011).
Pria kelahiran 25 Juni 1958 ini juga telah membintangi sejumlah judul sinetron seperti Benang Emas (1994), Si Doel Anak Sekolahan (1994), dan Cintaku di Rumah Susun Season 1-2 (2003-2005).
Lakon teater yang melibatkannya dalam Teater Koma adalah Tanda Cinta yang dipentaskan di Komunitas Salihara tahun lalu.
(tia/wes)