Raditya Dika Tulis Timun Jelita Tetap Komedi tapi Fiksi Naratif

Tapi buat novel komedi terbarunya Timun Jelita yang diterbitkan GagasMedia (Agromedia Group), Raditya Dika menulis dengan cara berbeda meskipun tetap bergenre komedi.
"(Genre) komedi yang sederhana, diksi yang gampang, dan plot yang ringan. Iya, masih sama," katanya diwawancarai redaksi detikcom di kantor GagasMedia, Jalan H Montong, Ciganjur, Jakarta Selatan, pada Rabu (11/12/2024).
Dalam novel Timun Jelita, ia ngaku lebih menulis dengan fiksi naratif dan tidak bergaya esai.
"Jadi fiksi naratif itu artinya ada waktu yang maju di depan, di tengah, dan di belakang. Kalau personal esai, dimulai dari sebuah argumen. Hari ini gue begini, kita maju ke hari ini lalu dikomedikan argumen itu," terang suami Anisa Aziza tersebut.
Dia pun melanjutkan, "Dengan contoh-contohnya yang bersifat kejadian dianekdotkan artinya (sudah) stand up comedy bangetlah."
Menurut Raditya Dika, format komedi itu sudah habis buat materi di stand up comedy yang konsisten dibuatnya. Setiap tahun, ia selalu buat comedy spesial sejam yang kali ini bertajuk 'Cerita Sialku'.
"Energi (komedi) itu sudah habis di stand up yang dengan gaya personal esai itu. Kalau ini ada waktunya (nulis fiksi), yang sudah kepakai di stand up, ya sudahlah. Akhirnya ketika menulis fiksi, baru bisa dibikin (Timun Jelita) dengan fiksi naratif," katanya.
Namun dalam buku Timun Jelita, Raditya Dika tetap memasukkan peristiwa yang terinspirasi dari kejadian nyata di hidupnya. Misalnya, seorang akuntan freelance yang punya klien artis-artis besar atau staf admin di sekolah internasional.
"Kepingan pribadi itu tetap ada ya, karena seorang penulis kan menulis apa yang dia tahu ya. Karakter usia 40 tahun, iya gue menjelang 40 tahun itu betul, kegelisahan usia 40 tahun dimasukkin. Akuntan freelance klien artis gue juga punya kenalan akuntan, istrinya Timun staf admin di sekolah internasional, anak gue juga di sekolah internasional," pungkasnya.
(tia/wes)