Buku Tanpa Rencana Dee Lestari Rilis, Ada 18 Cerpen-Puisi Personal

Tak hanya personal, tapi buku ini bergaya eksperimental berupa penulisan ide-ide cerita secara spontan dan sesuai judulnya memang tanpa rencana.
Buku ini merupakan antologi keempat Dee setelah Madre (2011), Filosofi Kopi (2012), dan Rectoverso (2013) sekaligus buku pertama Dee setelah menutup trilogi Rapijali setelah tiga tahun lalu.
Dee Lestari cerita proses kreatifnya terbilang spontan. Dia tak mau melakukan banyak pemilahan ataupun perencanaan dalam ide-ide ceritanya.
![]() |
"Banyak yang lahir begitu saja. Artinya ketika saya buka laptop sekalipun, saya belum tahu pasti mau menulis apa. Jadi, saya biarkan apa pun yang hinggap itu kemudian mengalir lewat tulisan," ungkap Dee dalam keterangan yang diterima detikpop, Selasa (29/10/2024).
Dalam bukunya, Dee kerap menggarap ide-ide unik yang tebersit secara spontan, tak jarang ditulis sekali jadi, mulai dari aspal, ayam, botol kaca, buang hajat, hingga ide itu sendiri. Bahkan ada tiga cerita yang berasal dari pembaca.
"Untuk semua perpisahan, sementara maupun selamanya, dan semua orang tercinta yang telah tiada." Begitu tulisan pengantar Dee di halaman awal Tanpa Rencana.
Berbagai perenungan mendalam tentang hidup, kematian, kehilangan, penerimaan, dan spiritualitas, kembali berhasil diolah Dee menjadi cerita pendek serta puisi naratif yang renyah, lincah, sekaligus menyentuh.
Buku Tanpa Rencana resmi diluncurkan di Ubud Writers and Readers Festival (UWRF) pekan lalu. Dee Lestari juga akan menggelar book tour di Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta pada November hingga Desember 2024.
(tia/pus)