Duh! PBB Soroti Gaji Rendah Animator di Industri Anime Jepang

Tia Agnes Astuti
|
detikPop
Manga Jujutsu Kaisen
Foto: Istimewa
Jakarta -

Industri anime mengalami peningkatan selama 10 tahun terakhir. Dengan adanya layanan streaming juga menambah para penonton di berbagai dunia.

Tapi tahu nggak sih detikers kalau dunia anime Jepang juga punya masalah yang sangat berat? Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melakukan riset ke Jepang pada 24 Juli hingga 4 Agustus 2023 dan buat laporan tentang masalah HAM dan transaksional.

Dalam laporan panjangnya, seperti dilansir dari Nikkei, menyoroti pasar animasi di Jepang tumbuh dalam keuntungan mencapai U$ 20 miliar USD atau sekitar Rp 310 miliar.

Gaji awal animator juga disoroti karena terbilang rendah. Satu orang karyawan hanya mendapatkan gaji sekitar Rp 155 juta per tahun.

Dalam laporan PBB juga merinci sekitar 30 persen dari animator yang bekerja di industri anime juga terdaftar sebagai freelancer atau pekerja kontrak. Mereka sama sekali tidak dapat perlindungan.

"Animator atau pekerja anime layaknya idola akan secara rutin menandatangani kontrak yang tidak akan cukup melindungi hak kekayaan intelektual mereka," tulis laporan PBB.

PBB juga mencatat adanya kekurangan tenaga kerja yang melanda Jepang dan jika masalah ini akan terus berlanjut bisa buat runtuh. "Industri anime Jepang berpotensi runtuh karena berbagai masalah yang dihadapi," tulis PBB.

Pihak PBB juga mengapresiasi salah satu rumah produksi seperti Toei Animation karena berhasil meningkatkan kesejahteraan dan gaji animatornya. Tapi sayangnya masih banyak studio produksi lainnya yang masih berjuang untuk memenuhi kebutuhan pekerja.

Di antara laporan tentang gaji rendah, tenggat waktu yang ketat, dan lingkungan yang keras, industri ini masih harus melakukan banyak hal untuk menghindari potensi runtuhnya industri ini.




(tia/ass)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO