Di Balik Filosofi Abu-abu di Lukisan Muhammad Yakin

Tia Agnes Astuti
|
detikPop
Lukisan Muhammad Yakin menang kompetisi seni lukis UOB 2024
Lukisan karya Muhammad Yakin berhasil memenangkan penghargaan UOB Painting of the Year 2024. Foto: Tia Agnes/ detikcom
Jakarta - Seniman asal Bukittinggi Muhammad Yakin diganjar penghargaan bergengsi lewat kompetisi seni lukis UOB. Lewat lukisan berjudul The Idol of Unmoved Uncaused Cause Mover, pria yang akrab disapa Yakin sengaja memakai warna abu-abu dalam karyanya.

Sebenarnya apa sih filosofi di balik makna abu-abu dalam setiap lukisan Muhammad Yakin?

Usai menerima anugerah, Yakin bercerita abu-abu adalah warna transisi dari hitam ke putih. Dari semua konsep yang ada dalam karyanya, selalu ada transisi.

"Misalnya saya ngefans dengan satu idola, kenapa harus satu orang, kenapa jadi satu idola. Proses transisi itu, saya juga nggak mau benar-benar putih atau hitam karena nggak mau ambil jalan yang ekstrem," terangnya saat ngobrol di Gedung AA Maramis, Jalan Lapangan Banteng Timur, Jakarta Pusat, Kamis (17/10/2024).

Menurut Yakin, memilih antara warna yang hitam atau putih adalah pilihan yang ekstrem. "Kalau mau di jalan abu-abu, karena kemungkinan lebih bisa ke mana-mana," sambungnya.

"Karena (abu-abu) bisa banyak kemungkinan jalan yang bisa dicapai, layer-nya juga banyak," tegas Yakin lagi.

Demi membuat satu lukisan, ia butuh waktu selama sebulan. Tapi riset sudah dilakoninya sejak lama.

Uniknya di tengah filosofi abu-abu dan konsep idola yang ada di lukisannya, Yakin menambahkan ornamen emas dalam setiap kanvasnya. Dia seakan mendapatkan inspirasi.

"Kalau di lukisan-lukisan klasik dulu, era Renaisans itu semacam ada fase religius. Tokoh-tokoh suci, kalau di sini kan figur ideal di dalam pikiran, makanya tercerahkan di sana," katanya.

"Sama saja kayak yang mau saya jelaskan, kenapa nggak kelihatan tokoh siapa di figur, karena saya penginnya semua terwakili. Simbolik kita lihat di jalan-jalan inspirasinya dari manekin yang ada," kata lulusan Seni Murni ISI Yogyakarta.

Seniman yang pernah mengikuti kompetisi seni lukis UOB sejak 2019 juga mencoba menarasikan situasi yang terjadi hari ini. "Situasi hari ini, orang yang punya idola dan sudah meninggal atau hidup, tergerak buat melakukan sesuatu. Saya termotivasi dan fragmen itu jadi simbolis dari banyaknya idola itu," pungkasnya.




(tia/wes)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO