Jakarta Biennale 2024 Hadir Lagi, Jadi Perayaan 50 Tahun

Tia Agnes Astuti
|
detikPop
Jakarta Biennale 2024
Jakarta Biennale 2024 dibuka untuk umum mulai hari ini. Foto: Shaniyya Tsaltsabilla/ detikcom
Jakarta - Sejak 1974, Jakarta Binnale hadir di Jakarta dengan awalnya bernama Pameran Besar Seni Lukis Indonesia yang digagas oleh Dewan Kesenian Jakarta. Kini Jakarta Biennale kembali hadir setelah kesuksesan pada 2021.

Jakarta Biennale 2024 tampil tanpa tema, tim kuratorial, dan seleksi yang ketat terhadap karya seni yang dihadirkan. Bukan tanpa sebab, Lumbung jadi metode sekaligus gagasan dalam penyelenggaran.

Ketua Harian Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) Bambang Prihadi bilang Lumbung jadi wadah bagi kolektif maupun kelompok seni yang dikelola bersama. "Lumbung bukanlah tema, tapi metode bekerja. Sejauh yang dipahami, lumbung itu memiliki nilai-nilai lumbung berdasarkan kerja tertentu atau kolektif tertentu," katanya sebelum opening Jakarta Biennale 2024 di TIM, Jakarta Pusat, pada Selasa (1/10/2024).

Menurut Bambang, metode Lumbung inilah yang jadi nilai percaya pada pilihan anggota Majelis.

"Karya yang ditampilkan lebih kepada nilai-nilai yang dipercaya kepada anggota kolektif. Kita lihat dengan kolaborator kita dari Taiwan, sama juga dengan kolektif Palestina soal solidaritas yang ada di sana akan ada dalam bentuk program publik," sambungnya.

Jakarta Biennale 2024Jakarta Biennale 2024 Foto: Shaniyya Tsaltsabilla/ detikcom

Perayaan 50 tahun Jakarta Biennale kali ini menggandeng 20 kolektif yang tergabung dengan nama Majelis Jakarta. Mereka di antaranya RajutKejut, Setali Indonesia, Cut and Rescue, PannaFoto Institute, Kelas Pagi Indonesia, Komunitas Paseban, TrotoART, Gudskul Ekosistem, Westwew, Jakarta Wasted Artists, Atelir Ceremai, Asosiasi Pematung Indonesia - Jakarta, Dewan Kesenian Jakarta, Serrum ArtHandling, Sanggar Seroja, Galeri Saku Kolektif, Girls Pay the Bills, Sekolah Sablon Indonesia, Sanggar Anak Akar, dan Binatang Press!.

Majelis Jakarta berkolaborasi dengan sejumlah pihak, termasuk di antaranya para kurator dan seniman asal Taiwan. Mereka bekerjasama dalam satu bingkai kuratorial di bawah arahan kurator asal Taiwan, Sandy Hsuchiu Lo, dalam program bertajuk Topography of Mirror Cities.

Enam kota itu yakni Kuala Lumpur, Taipei, Phnom Penh, Bangkok, Jakarta, dan Dhaka. Topography of Mirror Cities menyajikan karya-karya kolaboratif dari 60 perupa dan kolektif di enam negara di Asia Tenggara.

"Perayaan 50 tahun ini jadi penting karena yang awalnya hanya lomba. Dalam perjalanannya dimiliki oleh masyarakat seni rupa, buat cara pendekatan yang berbeda dari 50 tahun lalu. Saya kira ini jadi pesan yang kuat dan diinisiasi oleh perupa dan warga," pungkasnya.

Jakarta Biennale 2024 resmi dibuka mulai hari ini sampai 15 November yang digelar di Galeri Emiria Soenassa, Sudjojono, Oesman Effendi, dan beberapa titik lainnya di TIM.


(tia/dar)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO