Maestro Seni Rupa AD Pirous Meninggal Dunia, Ini 3 Faktanya

Tia Agnes Astuti
|
detikPop
Maestro Seni Rupa AD Pirous
AD Pirous saat berada di studio pribadinya, Serambi Pirous. Foto: Courtesy of Serambi Pirous/ Instagram
Jakarta - Dunia seni rupa Indonesia kembali berduka. Maestro seni rupa asal Bandung, AD Pirous meninggal dunia pada Selasa (16/4) pukul 20.00 WIB di RS Borromeus.

Kabar itu dibagikan oleh kurator independen Sudjud Dartanto kepada redaksi detikpop.

"Innalillahi wa innailahi rojiun, mendapat kabar duka, telah berpulang satu maestro seni rupa Indonesia, bapak AD Pirous di IGD RS Borromeus pada hari selasa 16 Maret 2024 sekitar pukul 20.00," tulisnya.

Saat ini, jenazah ada di rumah duka yang berlokasi di studionya, Serambi Pirous, Jalan Bukit Pakar Timur II Nomor 111, Bandung.

Detikers tahu gak sih kalau nama AD Pirous bukan sembarang seniman senior. Kiprahnya di dunia seni juga dikenal sebagai salah satu perintis Galeri Nasional Indonesia. Berikut 3 fakta soal AD Pirous:

1. Pendiri Galeri Nasional Indonesia

Di 1998, AD Pirous adalah salah satu tokoh perintis dan pendiri Galeri Nasional Indonesia. Bersama dengan almarhum Soedarso Sp, Abas Alibasyah, Edi Sedyawati, Hildawati Soemantri, dan Jim Supangkat.

AD Pirous pun diangkat sebagai Dewan Penasehat Galeri Nasional Indonesia.

2. Perintis Kaligrafi Islam

Pria kelahiran Meulaboh pada 11 Maret 1932, sudah belajar seni sejak kecil. Pada 1955, ia mulai kuliah di jurusan Seni Rupa ITB lalu Grafis Murni dan Grafis Desain di Rochester Institute of Technology pada 1969 di AS.

Nah, dalam perjalanannya berkarier, AD Pirous memunculkan aliran baru di dunia seni rupa dengan kaligrafi Islam sampai gelar pameran lukisan Kaligrafi Islam di awal dekade 1970.

3. Pameran ke Mancanegara

AD Pirous rajin mengikuti pameran tunggal dan kolektif. Seperti Pameran South-East Asia Art di Singapura, Filipina, Thailand dan Malaysia serta Pameran The 8th International Biennale of Prints di Jepang (1972), Pameran Seni Grafis Internasional di Galerija, Ljubljana, Yugoslavia (1977).

Pameran The Third World Biennale of Graphic Art di Iraqi Cultural Center (London, 1980), Pameran Contemporary Indonesia Prints di The Japan Foundation ASEAN Culture Center Gallery (Tokyo, 1991), Pameran The First Asia Pasific Triennial of Contemporary Art (Brisbane, Queensland, Australia, 1993), Pameran Internasional Seni Rupa Asia ke-9 di National Museum of History of China di Taipei (Taiwan, 1994), Pameran The 15th Asian International Art (2000).


(tia/tia)


TAGS


BERITA TERKAIT

Selengkapnya


BERITA DETIKCOM LAINNYA


Belum ada komentar.
Jadilah yang pertama berkomentar di sini

TRENDING NOW

SHOW MORE

PHOTO

VIDEO