Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat tren curah hujan di Kalimantan Timur (Kaltim) mengalami peningkatan memasuki bulan Desember. Meski sempat ada pergerakan siklon tropis Senyar dan Koto di Sumatera dan Utara Kalimantan, Kaltim menjadi wilayah yang tidak terdampak.
Kepala Koordinator UPT BMKG Provinsi Kaltim, Kukuh Ribudiyanto, menyebut wilayah Kaltim memang memiliki karakter iklim ekuatorial. Hal ini menyebabkan hujan cenderung muncul hampir sepanjang tahun.
"Karena di (iklim) ekuatorial, jadi tidak akan mungkin bersenggol ya ibaratnya (dengan siklon tropis)," ujarnya kepada detikKalimantan, Senin (1/12/2025).
Kukuh mengatakan, walaupun siklon tropis bisa berbelok namun tetap tak akan mengarah ke Kaltim. Justru saat terjadinya dua siklon tersebut di Sumatera, Kaltim malah mengalami penurunan curah hujan.
"Polanya (curah hujan di Kaltim) nanti akan naik, tapi kemarin justru karena adanya di Sumateran dan sebelah utara Kalimantan justru mengalami penurunan curah hujan di Kaltim," jelasnya.
Penurunan curah hujan ini rupanya terjadi akibat siklon tropis menarik massa uap air dari wilayah sekitar termasuk Kalimantan dan membawanya ke pulau Sumatera. Hal inilah yang menyebabkan Kaltim sempat jarang terjadi hujan.
"Perhatikan, ketika di Sumatera hilang (siklon tropis) itu kan tidak menarik lagi (uap air) makanya di sekitar Kaltim ada beberapa wilayah yang curah hujannya tinggi kemarin, seperti di Balikpapan dan Samarinda," terangnya.
Sementara itu curah hujan di Kaltim akan mengalami beberapa tren hingga tahun depan, yakni diprediksi dengan dua kali puncak tren tertinggi.
"Jadi di Kaltim ini sedang naik tren hujannya. Karena tadi saya bilang bahwa di terendahnya adalah di Agustus-September, kemudian Oktober-November naik, Desember-Januari itu puncak tertinggi pertama, Kemudian di Februari turun sedikit. Lalu akhir Maret dan April 2026 itu puncak kedua di Kaltim. Jadi karena pola iklimnya ada ekuatorial. Jadi ada dua puncak nanti di Kaltim," ungkapnya.
Selain itu Kukuh juga mengingatkan adanya potensi hujan turun berturut-turut selama beberapa hari. Hal ini bisa saja terjadi saat berada di tren puncak tertinggi curah hujan.
"Bisa saja (terjadi berturut-turut), seperti di Berau ini terjadi hampir sepanjang hari ini ada hujan, kemarin hampir sepanjang minggu ini walaupun ada siklon ini, Berau tetap mengalami hujan lebat tercatat 50 milimeter tercatat di kami," pungkasnya.
Simak Video "Video: BMKG Sebut Ancaman Bibit Siklon Tropis Kini Bergeser ke Selatan RI"
(aau/aau)