Tangis haru tak bisa dibendung Septian Andriki, konservasionis dan pemandu riset lapang Rafflesia hasseltii, saat melihat bunga langka tersebut mekar. Butuh waktu pencarian selama 13 tahun lamanya, hingga akhirnya Deki, panggilan akrabnya, bisa menyaksikan sendiri momen luar biasa flora yang telah punah itu.
Tidak sendiri, ia menemukan bunga tersebut bersama dengan Deputy Director and Head of Science of the University of Oxford Botanic Garden and Arboretum, Dr. Chris Thorogood. Bersama-sama tim ini berjalan siang dan malam melalui hutan hujan Sumatera untuk menemukan Rafflesia hasseltii.
"I can meet and see Rafflesia tiger-faced mushrooms (Rafflesia hasseltii) Maybe I'm very lucky and thank you to my family, brothers and friends for helping and supporting a little hard work for a few years of waiting and being patient about where and when this flower blooms," ujar tim tersebut.
Ekspresi Deki yang menangis tersedu hingga terduduk lemas sambil mengucap 'Allahuakbar' itu diabadikan tim ekspedisi. Mereka menemukannya di Hiring Batang Somi, Kecamatan Sumpur Kudus, Sumatera Barat, pada Selasa (18/11/2025) lalu.
"[Pencarian] selama 13 tahun. Saya sangat beruntung," cerita Deki, dikutip detikEdu dari video yang diunggah oleh Instagram University of Oxford @oxford_uni.
Bagaimana tak merasa beruntung, mereka akhirnya menemukan spesies Rafflesia hasseltii memakan waktu lama. Bukan proses yang sebentar, tim mengatakan penemuan ini adalah penantian selama 13 tahun.
"Saya kebetulan itu merasa emosional karena sudah 13 tahun saya menanti itu," ungkap Deki kepada detikEdu, Kamis (20/11/2025).
Menurut Deki, informasi mengenai mekarnya Rafflessia hasseltii sangat sukar didapat. Bahkan, Rafflessia satu ini baru mekar di tiga tempat saja.
"Penyebarannya cuma ada di tiga daerah, yaitu di Punggul satu, di Riau satu, sama di Sumbar satu," ujarnya.
Bunga Rafflesia hasselti adalah salah satu jenis Rafflesia dengan tenda bunga berwarna merah darah dan bercak putih di kelopaknya. Bunga ini bergantung pada tumbuhan inang tertentu. Hal ini membuat populasi bunga Rafflesia hasseltii sangat rentan terhadap kerusakan habitat.
Rafflesia hasseltii ini diperkirakan berusia 9 bulan. Baru mekar tujuh hari, bunga ini memiliki lebar dan panjang 21 cm dengan perkiraan ukuran saat mekar sempurna mencapai 72 cm.
Pencarian Rafflesia hasseltii ini semakin gencar karena permintaan dari Oxford University. Kampus top dunia itu diketahui sedang membuat buku ilustrasi mengenai spesies-spesies tertentu.
Deki dan tim melakukan pencarian pada 2017 dan 2022. Dia sempat mendengar kabar mengenai penemuan spesies tersebut di Padang. Namun, tim datang terlambat. Pada tahun 2025, tim kembali mendengar kabar bunga yang akan mekar di Lembaga Perhutanan Nagari Sumpur Kudus, Sumatera Barat.
"Saya survei dari bulan September. Kebetulan saya dapat, ada satu laporan, yang mekar itu diLPHN, Lembaga Perhutanan Nagari, dalam situs. DiSumpur Kudus," kata Deki.
Tibanya tim eskpedisi berbarengan dengan musim durian di wilayah tersebut. Namun bukan panen durian yang dicari, tim khawatir mereka harus balapan dengan harimau.
"Semua jenis kucing-kucing itu sangat suka dengan durian. Dan Harimau ini, kami pas lihat di Rafflesia hasseltii itu, kebetulan memang lagi musim durian," papar Deki.
"Jadi kami kejar-kejaran, ya kita tidak tahu hari sial kan nggak pernah ada di kalender," imbuhnya.
Tentang Bunga Rafflesia
Sekedar diketahui, bunga rafflesia ditetapkan sebagai jenis bunga terbesar di dunia dengan diameter berkisar 70-110 cm, tergantung jenis spesiesnya. Populasi bunga bangkai kian menurun beriringan dengan spesiesnya yang sulit ditemukan dan bertahan hidup. Setidaknya terdapat 42 spesies rafflesia yang dinyatakan hampir punah.
Jenis bunga ini merupakan jenis tanaman holoparasit, yakni tidak memiliki krorofil untuk membuat makanan sendiri. Oleh karena itu, rafflesia hidup dengan menumpang pada inangnya.
Bunga rafflesia banyak ditemui di negara tropis seperti Indonesia dan Malaysia. Di Indonesia, bunga rafflesia banyak ditemui di kawasan hutan Pulau Kalimantan dan Sumatera.
Terdapat enam spesies Rafflesia yang hidup dilindungi oleh pemerintah sebagai tanaman endemik, yaitu Rafflesia micropylora, Rafflesia lawangensis, Rafflesia rochussenii, Rafflesia gadutensis, Rafflesia meijerii, dan Rafflesia hasseltii.
Setidaknya terdapat 67% keberadaan Rafflesia hasseltii dipercaya berada di luar kawasan hutan lindung. Fenomena itu menjadi hambatan proses konservasi bunga bangkai di Indonesia.
Simak Video "Video: Bunga Bangkai Mekar di Antara Batu Dekat Air Terjun Sumsel"
(aau/aau)