Ketum PINSAR Sebut Naiknya Harga Ayam Wajar, Bukan gegara Program MBG

Muhammad Iqbal Al Fardi - detikJogja
Rabu, 08 Okt 2025 08:28 WIB
Ketum DPP PINSAR, Singgih Januratmoko. (Foto: Dok. Istimewa)
Jogja -

Ketua Umum DPP Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (DPP PINSAR), Singgih Januratmoko, menilai kenaikan harga ayam yang terjadi belakangan ini masih dalam batas wajar. Dia menyebut, kenaikan tersebut tidak berkaitan dengan program tertentu.

Dalam keterangan tertulis yang diterima detikJogja pada Rabu (8/10/2025), Singgih menyebut kenaikan harga ayam tersebut terjadi bukan lantaran program Makan Bergizi Gratis (MBG).

"Kami perlu meluruskan bahwa kondisi harga ayam saat ini merupakan cerminan dari penyesuaian alami dalam perekonomian baru sektor perunggasan nasional, bukan akibat dari program tertentu," jelas Singgih dikutip dari keterangannya, Rabu (8/10).

Singgih merinci, Harga Pokok Produksi (HPP) ayam broiler saat ini berkisar Rp 19.500-Rp 20.000 per kg lantaran dipengaruhi sejumlah faktor. Faktor-faktor tersebut di antaranya yakni harga day old chick (DOC) ayam pedaging berada di angka Rp 7.000 - Rp 7.500 per ekor dan naiknya harga pakan ternak di angka Rp 8.000 - Rp 8.300 per kilogram.

"Dengan struktur biaya tersebut, harga ayam hidup di tingkat peternak sebesar Rp 21.000 - Rp 23.000 per kilogram adalah harga yang wajar dan mencerminkan keseimbangan ekonomi baru di industri perunggasan," ungkapnya.

Berdasarkan Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) Nomor 6 Tahun 2024 tentang Harga Acuan Penjualan (HAP), kata Singgih, batas harga acuan daging ayam di tingkat produsen adalah Rp 25 ribu per kilogram. Sementara harga di tingkat konsumen sebesar Rp 40 ribu per kilogram.

"Artinya, harga ayam konsumsi di pasaran yang saat ini berada di kisaran Rp 36.000 - Rp 37.000 per kilogram masih dalam batas regulasi yang telah ditentukan dan sesuai dengan ketentuan Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan)," ujar Singgih.

Singgih menegaskan, pasokan ayam saat ini sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional, seperti untuk mendukung lancarnya pelaksanaan program MBG yang dinilai memperkuat gizi masyarakat dan memberdayakan peternak.

Selanjutnya, Singgih menjelaskan, para peternak ayam mengalami tekanan berat selama lima bulan belakangan. Sebab, lanjutnya, harga jual ayam sempat berada di bawah HPP dan mengakibatkan kerugian yang signifikan di tingkat produksi.

"Baru dalam satu bulan terakhir harga ayam mulai kembali mendekati HPP, memberi sedikit ruang napas bagi peternak untuk bertahan," imbuhnya.

Menurut Singgih, penyesuaian harga ayam saat ini merupakan refleksi dari kondisi ekonomi dan biaya produksi, bukan terjadi lantaran kebijakan atau program tertentu.

"Kami berharap masyarakat memahami penyesuaian harga saat ini adalah refleksi dari kondisi ekonomi dan biaya produksi yang nyata, serta tetap berada dalam koridor kebijakan resmi pemerintah. Stabilitas jangka panjang industri perunggasan membutuhkan keseimbangan antara kepentingan konsumen dan keberlanjutan peternak," tegas Singgih.

Singgih meminta pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat agar terus mendukung ekosistem perunggasan yang berkeadilan, sehat, dan berkelanjutan, demi kesejahteraan peternak rakyat dan stabilitas pangan nasional.



Simak Video "Diskon 20%, Harga Ayam di Transmart Full Day Sale Jadi Lebih Murah"

(aap/apl)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork