Di antara jajaran candi-candi di wilayah Kalasan, Sleman, ada satu kompleks candi yang tak seterkenal Candi Kalasan atau Ratu Boko, namun memiliki cerita unik saat hendak dipugar. Adalah Candi Kedulan yang sempat hilang berabad-abad ternyata terkubur lahar Gunung Merapi.
Candi yang terletak di Dusun Kedulan, Tirtomartani, Kalasan ini, seperti candi-candi di sekitar yakni bercorak agama Hindu. Terdapat satu candi utama yang menghadap timur dengan tiga candi perwara di hadapan candi utama.
"(Dibangun) Tahun 900-an Masehi, ya sekitar abad 9-10, lah. Masa Mataram kuno, Mataram Hindu," jelas Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah X, Manggar Sari Ayuati, saat dihubungi detikJogja, Rabu (26/11/2025).
Layaknya candi Hindu pada umumnya, Candi Kedulan memiliki corak-corak dan arca khas Hindu. Seperti Lingga Yoni sebagai perwujudan Dewa Siwa yang terletak di ruang candi induk. Kemudian ada Arca Nandi, atau arca berwujud sapi jantan yang berada di candi Perwara bagian tengah.
"Jadi memang kalau candi-candi yang besar, kayak Prambanan itu, Dewa Siwa diwujudkan dalam benar-benar bentuk wujud Arca Dewa, tapi untuk candi yang lain, dan itu malah kebanyakan itu justru hanya diwujudkan dalam bentuk lingga yoni, sebagai simbol Dewa Siwa," urainya.
Candi Kedulan ini disebut menjadi cerminan teknologi manusia di masa itu. Pasalnya, di dalam candi ada benda berbentuk kotak yang isinya berbagai logam mulia. Logam-logam itu konon menjadi semacam 'chip' untuk menghubungkan manusia dengan Tuhan saat itu.
Manggar menerangkan kotak itu disebut Peripih. Kotak dari batu atau gerabah yang berisi benda-benda persembahan bagi para dewa. Kotak itu ditanam di dalam candi, di bawah arca.
"Peripih itu kalau wong Jawa itu mungkin kayak Pendeman. Jadi, candi-candi itu memang biasanya di bawah arca, Itu ada kotak Peripihnya di dalamnya ada isiannya, kadang batu-batu mulia, kemudian biji-bijian, terus logam ya, ada kadang emas, perak kayak gitu," terangnya.
"Pada masa lalu memang Peripih itu menjadi zat hidup dari arca, arca yang ada di atasnya. Sementara arca itu kan adalah representasi dari dewa," sambung Manggar.
Penemuan dan Pemugaran Candi Kedulan
Bangunan induk Candi Kedulan ditemukan pada tanggal 24 November 1993 secara tidak sengaja oleh penambang pasir di lahan gersang yang merupakan tanah bengkok di Desa Tirtomartani.
Candi ini ditemukan terpendam tiga sampai tujuh meter di bawah permukaan tanah. Diduga, candi tertimbun lahar gunung Merapi yang meletus besar-besaran pada awal abad ke-11.
Manggar menjelaskan, ada kendala pada saat proses penggalian Candi Kedulan usai ditemukan. Kendala itu muncul karena posisi candi yang terpendam ditambah lingkungan candi lebih rendah dari Sungai Wareng di sekitarnya.
"Jadi, di sana itu kan dari dulu ngembeng, kayak kolam gitu, susah kering gitu. Jadi pada saat pemugaran sama teman-teman sudah diantisipasi itu membuat sumur-sumur resapan yang banyak, saluran-saluran air," paparnya
"(Proses penggalian) lama sekali itu, karena memang posisi tanahnya itu lebih rendah. Saya lupa (berapa lama proses penggaliannya), sudah berapa tahun yang lalu kan itu," imbuh Manggar.
(apu/alg)