Gendhing Raja Manggala, Dipamerkan Sultan ke Kapolri Ampuh Redam Massa Demo

Nur Umar Akashi - detikJogja
Jumat, 21 Nov 2025 17:22 WIB
Ilustrasi gendhing Keraton Jogja. (Foto: Agus Septiawan/detikcom)
Jogja -

Dalam Apel Besar Jaga Warga yang digelar pada Jumat, 21 November 2025 di Polda DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X menyinggung soal pendekatan kultural dalam paradigma pengamanan. Sultan kesepuluh Jogja itu mencontohkan penggunaan gendhing Raja Manggala dalam aksi demo yang terjadi akhir Agustus lalu.

Sebagaimana diketahui, gelombang aksi demo beberapa bulan lalu tidak hanya terjadi di Jakarta, tetapi juga Jogja. Kericuhan sempat terjadi antara aparat kepolisian dengan massa yang berkumpul di kantor Polda DIY. Namun, kedatangan Sultan HB X dengan iringan gendhing Raja Manggala sukses meredam situasi yang memanas.

"Gema Gending Raja Manggala, yang mengalun saat itu, adalah sebuah penanda, bahwa di tengah kegelisahan, kita tetap menghormati para demonstran, sebagai warga yang menyuarakan harapan. Pada titik itulah negara harus hadir, dengan kebijaksanaan," ujar sultan.

"Dan dari sana pula kita belajar, bahwa empati memang lebih ampuh daripada ledakan energi, bahwa budaya lebih menenangkan daripada represi," tambahnya.

Sebenarnya, apa itu gendhing Raja Manggala? Apa maknanya? Simak penjelasan lengkapnya melalui uraian di bawah ini, yuk!

Poin Utamanya:

Gendhing Raja Manggala termasuk satu dari empat Gendhing Kurmat Dalem. Raja Manggala sendiri berarti 'pemimpin/raja utama'.
Gendhing Raja Manggala dibunyikan untuk mengiringi kegiatan sultan menerima tamu kerajaan.
Syair atau gerong gendhing Raja Manggala mengisahkan kisah kelahiran Sri Sultan HB X dan gelarnya.

Apa Itu Gendhing Raja Manggala?

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan gendhing atau gending sebagai lagu atau tarian tradisional masyarakat Palembang dan Jawa. Biasanya, gendhing ditujukan untuk menyambut tamu istimewa.

Dikutip dari dokumen unggahan Digilib Uinsa, gendhing secara sederhana bisa dimaknai sebagai instrumentalia musik yang disajikan menggunakan tetabuhan sebagai pengiring tembang Jawa. Bisa juga dipakai mengiringi pagelaran wayang.

Ada banyak gendhing dengan pakem masing-masing. Salah satunya adalah gendhing Raja Manggala yang jadi topik utama artikel ini. Dikutip dari laman resmi Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, gendhing ini termasuk dalam empat gendhing Kurmat Dalem yang dilantunkan khusus untuk menghormati sri sultan.

Raja Manggala sendiri dibunyikan untuk mengiringi kegiatan sultan saat menerima tamu kerajaan. Gendhing dimulai dengan aba-aba seorang abdi dalem yang akan berseru 'Rausss!'.

Raja Manggala yang berarti pemimpin atau raja utama dimulai dengan buka bonang. Kemudian, dilanjut dengan irama I pada umpak gendhing. Setelah Sri Sultan lenggah dhampar, rep berubah menjadi irama II.

Gendhing Raja Manggala disajikan secara soran dan lirihan. Soran merupakan teknik memukul gamelan dengan keras dengan tempo dan irama cepat. Namun, pada bagian tertentu, gendhing ini disajikan dengan tempo pelan dan pukulan gamelan lebih lembut atau biasa disebut lirihan.

Notasi Gendhing Raja Manggala

Begini notasi balungan gendhing Raja Manggala.

Buka
• 1 2 3 | 5 3 2 1 | 6 5 3 2 | 5 6 5 (3̇)

Bagian A
6 5 6 3 | 6 5 6 1 | 2 1 2 3 | 5 3 2 1
2 1 2 3 | 5 3 2 1 | 6 5 3 2 | 5 6 5 (3)

Transisi ngelik
2 2 1 6 | 2 1 6 (5)

Bagian ngelik B
1 6 1 2 | 1 6 3 5 | 1 6 1 2 | 1 6 3 5
1 6 1 2 | 1 6 3 5 | 1 6 2 1 | 6 5 6 (1)

Bagian ngelik C
2 1 6 5 | 1 2 1 6 | 2 1 6 5 | 1 2 1 6
5 5 • 2 | 3 5 6 5 | 7 6 5 4 | 2 1 2 (6)

Bagian ngelik D
1 5 6 1 | 5 3 2 1 | 2 1 2 3 | 5 3 2 1
2 1 2 3 | 5 3 2 1 | 6 5 3 2 | 5 6 5 (3)

Syair Gerongan Gendhing Raja Manggala

Gendhing Raja Manggala juga memiliki bagian vokal yang disebut gerong. Menurut Suryobintoro dalam jurnal IKADBUDI berjudul 'Analisis Semiotika Roland Barthes dalam Cakepan Gerongan Ladrang Raja Manggala Laras Pelog Pathet Nem', gerong adalah tembang yang dilagukan lebih dari satu orang pria maupun wanita dengan tempo teratur dalam sajian garap gendhing.

Gerongan Raja Manggala mulai dinyanyikan pada bagian ngelik sampai berhenti. Begini lirik gerongannya untuk bagian ngelik B, C, dan D dan artinya.

1. Syair Bagian Ngelik B

Salisir kidung mangungkung (Seuntai lagu yang menggema)
Wahyaning gita mengeti (Mengumandangkan lagu, memperingati)
Wiyosan Dalem Sang Nata (Hari kelahiran sang raja)
Ngesthi luhuring budaya (Sebagai ciptaan lestarinya budaya)

2. Syair Bagian Ngelik C

Ari Slasa Wage nuju (Pada hari Selasa Wage)
Sinartan samya wotsari (Disertai dengan semua sembah (kawula))
Ingkang Sinuwun Sri Sultan (Yang Mulia Sri Sultan)
Ingkang Hamengku Bawana (Hamengku Buwono)

3. Syair Bagian Ngelik D

Kang jumeneng Ka-sepuluh (Yang bertahta kesepuluh)
Suryaning Mataram Sang Sri (Raja yang mengayomi bumi Mataram)
Senapati Ing Alaga (Senapati di medan laga)
Lana Langgenging Bawana (Penjaga kelestarian dunia)

Makna Syair Gerongan Gendhing Raja Manggala

Bait pertama syair vokal gendhing Raja Manggala menunjukkan makna pemuliaan terhadap kelahiran seorang raja. Dalam kepercayaan Jawa, raja memiliki kedudukan agung sehingga kelahirannya dianggap momen besar.

Bait kedua menceritakan kelahiran Sri Sultan Hamengku Buwono X yang memiliki nama kecil Raden Mas Herdjuno Darpito. Sang sultan memiliki weton lahir Selasa Wage. Weton tersusun atas kombinasi hari biasa yang tujuh dan hari Pancawara kalender Jawa, yakni Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon.

Bait ketiga gerongan gendhing Raja Manggala menjelaskan gelar asma dalem Sri Sultan Hamengku Buwono ke-10. Gelar lengkapnya adalah 'Ngarso Dalem Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Sri Sultan Hamengku Buwono Ingkang Jumeneng Kasepuluh Suryaning Mataram Senopati Ing Ngalogo Langgenging Bawono Langgeng, Langgenging Tata Panotogomo.'.

Demikian sekilas mengenai gendhing Raja Manggala yang ketika mengalun pada saat demo 30 Agustus 2025 lalu, berhasil meredam semua pihak. Semoga menambah wawasan detikers, ya!



Simak Video "Video: Makna Gendhing Raja Manggala yang Iringi Sultan Jogja Temui Masa Aksi"

(anm/apl)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork