Regional

Gus Yahya Nilai Putusan Rapat Harian Syuriah Copot Ketum PBNU Tidak Sah

Faiq Azmi - detikJogja
Minggu, 23 Nov 2025 10:07 WIB
Gus Yahya usai menggelar pertemuan dengan PWNU. Foto: Faiq azmi/detikjatim
Jogja -

Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menilai Rapat Harian Syuriah PBNU tidak berwenang mencopot jabatan pengurus harian termasuk dirinya. Menurutnya, putusan Rapat Harian Syuriah PBNU yang berimplikasi mencopot Ketum PBNU tidak sah.

"Bahwa kalau dikatakan kemarin itu sebagai keputusan rapat syuriah, rapat harian syuriah yang punya konsekuensi akan memundurkan ketua umum, maka saya tandaskan bahwa rapat harian syuriah menurut konstitusi AD/ART tidak berwenang untuk memberhentikan ketua umum," kata Gus Yahya di Surabaya, Minggu (23/11/2025), sebagaimana dilansir detikJatim.

Tak hanya untuk mencopot Ketum PBNU, menurut Gus Yahya rapat harian Syuriah PBNU juga tak bisa mencopot fungsionaris PBNU.

"Memberhentikan fungaionaris saja tidak bisa, memberhentikan misalnya salah seorang wakil sekjen, rapat harian syuriah tidak bisa. Memberhentikan misalnya ketua lembaga nggak bisa, apalagi ketua umum," tegasnya.

Karena itu, dia menilai jika keputusan yang dikeluarkan rapat tersebut menyatakan permintaan mundur ketua umum, keputusan tersebut tidak sah.

"Kalau kemudian rapat harian syuriah ini menyatakan atau membuat satu implikasi untuk memberhentikan ketua umum, maka itu tidak sah," tambahnya.

"Lepas dari semua itu, yang terakhir itu Nahdlatul Ulama (NU) ini organisasi besar dan sudah tua, dan sudah mengalami segala macam gelombang dalam sejarahnya. Saya optimis dalam diri NU punya kemampuan untuk mengatasi masalah ini dengan sebaik-baiknya," ungkapnya.

Dia berharap akan ada jalan untuk kemaslahatan bersama. Gus Yahya menyatakan akan terus bergerak untuk hal itu.

"Insya Allah akan ditemukan jalan yang baik untuk kemaslahatan bersama, untuk kemaslahan umat, bangsa dan negara. Ini yang kita harapkan, dan saya tidak akan berhenti untuk mengupayakan hal itu. Saya akan terus berupaya, bergerak apapun yang bisa saya lakukan agar jalan keluar bisa ditemukan untuk kemaslahatan bersama untuk NU, warganya, bangsa dan negara," tambahnya.

Selain itu, Gus Yahya menilai masalah ini memiliki berpotensi punya dampak nasional. Karena itu menurutnya dirinya wajib untuk mencari upaya untuk solusi bersama.

"Karena NU ini begitu besarnya, sehingga boleh dikata kira-kira wajah separuh Indonesia ini NU. Jadi kalau NU-nya ini tidak baik, ya wajah Indonesia bisa jadi tidak baik. Maka ini kewajiban saya bukan hanya sebaga ketum, warga NU, tapi kewajiban ke bangsa negara," tandasnya



Simak Video "Video: Sebelum di UI, Akademisi Pro-Israel Sempat Jadi Pemateri PBNU"

(afn/afn)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork