- Sejarah Berdirinya Monumen Tugu Pahlawan
- Patung Ikonik di Kawasan Tugu Pahlawan 1. Patung Proklamator Indonesia 2. Patung Gubernur Suryo 3. Patung Bung Tomo 4. Patung Doel Arnowo
- Museum 10 November: Menyusuri Jejak Pertempuran Surabaya
- Fasilitas Museum
- Manfaat Mengunjungi Monumen Tugu Pahlawan 1. Wisata Edukasi Sejarah 2. Menumbuhkan Semangat Nasionalisme 3. Sarana Refleksi 4. Tempat Belajar Bagi Pelajar
Monumen Tugu Pahlawan tidak hanya menjadi simbol perjuangan arek-arek Suroboyo, tetapi juga destinasi wisata sejarah yang menyenangkan dan penuh edukasi. Setiap sudut kawasan ini menghadirkan kembali jejak pertempuran 10 November 1945 dengan cara yang lebih dekat, hidup, dan mudah dipahami oleh generasi masa kini.
Bagi masyarakat maupun wisatawan, Monumen Tugu Pahlawan dan Museum Sepuluh November selalu menjadi pilihan rekreasi sejarah yang menarik. Tidak hanya sebagai ruang publik, kawasan ini juga berfungsi sebagai pusat edukasi yang mengingatkan tentang perjuangan mempertahankan kemerdekaan.
Sejarah Berdirinya Monumen Tugu Pahlawan
Mengutip Disbudporapar Surabaya, Monumen Tugu Pahlawan diresmikan oleh Presiden Soekarno pada 10 November 1952, tepat tujuh tahun setelah peristiwa heroik 10 November 1945. Monumen ini dibangun untuk mengenang perjuangan arek-arek Suroboyo dalam mempertahankan kedaulatan Indonesia dari pasukan Sekutu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terdapat dua versi mengenai siapa yang memprakarsai pembangunan monumen bersejarah ini.
Versi pertama menyebut bahwa Tugu Pahlawan digagas oleh Doel Arnowo, Kepala Daerah Kota Besar Surabaya kala itu. Ia meminta Ir. Tan untuk merancang gambar monumen sebelum diajukan kepada Presiden Soekarno.
Versi kedua menyatakan bahwa prakarsa justru muncul dari Presiden Soekarno, kemudian mendapat dukungan kuat dari Wali Kota Surabaya Doel Arnowo, sementara rancangan monumen dikerjakan oleh Ir. R. Soeratmoko.
Kini, Monumen Tugu Pahlawan berdiri megah di Jalan Pahlawan, tepat di pusat kota Surabaya dan berdekatan dengan Kantor Gubernur Jawa Timur. Kawasan ini dibangun di atas bekas alun-alun berupa lapangan rumput, yang kini menjadi ruang publik sekaligus pusat edukasi sejarah.
Saat berkunjung, pengunjung akan menemukan sejumlah patung tokoh penting yang terkait dengan perjuangan Surabaya, serta bangunan-bangunan historis yang membawa suasana zaman kemerdekaan.
Patung Ikonik di Kawasan Tugu Pahlawan
Di dalam kompleks tugu pahlawan, ada patung ikonik yang bisa detikers temui. Berikut daftarnya:
1. Patung Proklamator Indonesia
Patung bapak proklamator di Monumen 10 November Foto: Eka Fitria Lusiana/ detikjatim |
Di area depan museum, berdiri patung Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta yang digambarkan sedang membacakan teks proklamasi. Patung ini diletakkan di dekat puing-puing pilar gedung Pengadilan Tinggi zaman kolonial, menjadikannya simbol kuat peralihan Indonesia dari masa penjajahan menuju kemerdekaan.
2. Patung Gubernur Suryo
Patung Gubernur Suryo Foto: Eka Fitria Lusiana/ detikjatim |
Terdapat pula patung Gubernur Suryo, gubernur pertama Jawa Timur yang dikenal tegas dan berani. Ia dikenal lewat pidatonya pada 9 November 1945 yang disiarkan melalui Radio RRI:
"Lebih baik hancur daripada dijajah kembali, kita tolak ultimatum Inggris."
Pidato tersebut hingga kini dikenang sebagai simbol semangat perlawanan arek-arek Suroboyo.
3. Patung Bung Tomo
Patung Bung Tomo Foto: Eka Fitria Lusiana/ detikjatim |
Patung Bung Tomo, tokoh sentral Pertempuran Surabaya, berdiri tidak jauh dari patung Gubernur Suryo. Dengan slogan "Merdeka atau Mati", Bung Tomo-yang memiliki nama asli Sutomo-menjadi penyulut semangat rakyat Surabaya untuk melawan pasukan Sekutu pada 10 November 1945.
4. Patung Doel Arnowo
Patung Doel Arnowo Foto: Eka Fitria Lusiana/ detikjatim |
Mengutip jurnal berjudul Peran Doel Arnowo di Surabaya Tahun 1945-1952 karya Septina Alrianingrum, Doel Arnowo atau Abdoel Adhiem merupakan tokoh yang tidak begitu populer, tetapi memiliki peranan penting pada masa awal kemerdekaan. Ia menjadi penasihat sekaligus Ketua KNI Surabaya dan memimpin proses pengambilalihan kekuasaan dari Jepang dan Belanda. Ia pula yang dianggap memprakarsai pembangunan Monumen Tugu Pahlawan saat menjabat sebagai Wali Kota Surabaya.
Museum 10 November: Menyusuri Jejak Pertempuran Surabaya
Museum 10 November Foto: Eka Fitria Lusiana/ detikjatim |
Di sisi monumen, terdapat Museum 10 November yang dibangun sebagai pelengkap utama kawasan Tugu Pahlawan. Museum ini menyimpan berbagai koleksi bersejarah yang merekam peristiwa heroik pada 1945.
Salah satu koleksi menarik adalah foto-foto Rumah Sakit Simpang, rumah sakit yang berdiri sejak 1808 dan beroperasi hingga 1923. Rumah sakit yang semula bernama Centrale Burgerlijke Ziekeninrichting atau Centrale Burgerlijke Ziekenhuis (CBZ) ini memiliki sejarah panjang sebagai fasilitas kesehatan kolonial.
Suasana di Museum 10 November Surabaya Foto: Eka Fitria Lusiana/ detikjatim |
Selain itu, museum juga menyimpan:
- Diorama statis dan elektronik
- Senjata rampasan
- Artefak peninggalan pertempuran
- Kutipan-kutipan perjuangan pahlawan yang ditempel di dinding museum
Pengunjung dapat memahami kisah pertempuran Surabaya melalui visualisasi yang menarik dan informatif.
Fasilitas Museum
Museum 10 November dilengkapi fasilitas yang nyaman bagi pengunjung, meliputi:
- Ruang diorama elektronik
- Ruang auditorium
- Ruang perpustakaan
- Ruang diorama
- Ruang kidzone dan ruang laktasi
- Mushola
- Area parkir luas
- Lapangan yang berfungsi sebagai ruang publik
Kawasan ini ramah untuk keluarga, pelajar, hingga wisatawan mancanegara.
Manfaat Mengunjungi Monumen Tugu Pahlawan
Dengan mengunjungi kompleks Tugu Pahlawan, berikut sederet manfaat yang bisa detikers dapatkan:
1. Wisata Edukasi Sejarah
Pengunjung dapat mempelajari sejarah Pertempuran 10 November 1945 secara langsung dan interaktif. Cara belajar seperti ini lebih menyenangkan dan meninggalkan kesan mendalam.
2. Menumbuhkan Semangat Nasionalisme
Monumen Tugu Pahlawan dan Museum 10 November Foto: Eka Fitria Lusiana/ detikjatim |
Kunjungan ke monumen dan museum ini dapat membangkitkan rasa cinta tanah air, semangat perjuangan, serta kesadaran akan pengorbanan para pahlawan.
3. Sarana Refleksi
Kawasan ini memberi ruang bagi pengunjung untuk merenungkan kembali nilai-nilai perjuangan dan kemerdekaan.
4. Tempat Belajar Bagi Pelajar
Monumen Tugu Pahlawan dan Museum 10 November Surabaya Foto: Eka Fitria Lusiana/ detikjatim |
Banyak sekolah menjadikan Tugu Pahlawan sebagai lokasi studi sejarah. Informasi yang lengkap dan visualisasi yang menarik membuat pelajar lebih mudah memahami materi perjuangan bangsa.
Meski puncak kunjungan biasanya terjadi setiap 10 November, Monumen Tugu Pahlawan dan Museum 10 November tetap ramai didatangi wisatawan pada hari biasa. Destinasi ini menjadi pilihan ideal bagi warga Surabaya maupun wisatawan yang ingin belajar sejarah sambil menikmati ruang publik yang nyaman.
Keberadaan tugu ini tidak hanya memperkaya ruang kota, tetapi juga memperkuat identitas Surabaya sebagai Kota Pahlawan.
(ihc/abq)



















































