Kota Kediri tidak hanya dikenal sebagai salah satu pusat peradaban Jawa kuno, tetapi juga menyimpan berbagai peninggalan sejarah yang masih bisa dinikmati hingga kini. Salah satu tempat terbaik untuk melihat warisan budaya masa lampau adalah Museum Airlangga Kediri.
Museum ini menjadi saksi bisu kejayaan Kerajaan Kediri sekaligus wadah pelestarian berbagai artefak bersejarah. Sejak berdiri pada tahun 1991, Museum Airlangga telah menjadi pusat edukasi dan wisata sejarah bagi masyarakat maupun wisatawan.
Dengan koleksi mencapai ratusan, pengunjung dapat menemukan arca-arca Hindu-Buddha, prasasti kuno, hingga benda-benda etnografi yang digunakan masyarakat Jawa tempo dulu. Setiap koleksi memiliki kisah tersendiri yang menarik untuk ditelusuri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Selain berfungsi sebagai pusat pelestarian, museum ini juga menjadi ruang pembelajaran sejarah yang hidup. Suasana di sekitarnya yang berada di kawasan Gunung Klotok, dekat Goa Selomangleng, semakin menambah nuansa mistis dan historis.
Tidak heran jika Museum Airlangga kerap menjadi destinasi wisata sejarah favorit, baik untuk pelajar, peneliti, maupun wisatawan umum. Tiket masuknya yang sangat terjangkau membuat museum ini semakin mudah diakses oleh semua kalangan.
Bagi pencinta sejarah dan budaya, kunjungan ke Museum Airlangga adalah kesempatan untuk menyaksikan langsung bukti kejayaan masa lampau. Koleksinya yang beragam mampu memperkaya pengetahuan tentang perkembangan peradaban Jawa. Lalu, apa saja daya tarik dan koleksi Museum Airlangga Kediri?
Sejarah Berdirinya Museum Airlangga Kediri
Museum Airlangga didirikan pada 30 November 1991 dan diresmikan pada 6 Februari 1992. Awalnya, pada tahun 1986, telah berdiri Museum Tirtoyoso di Jalan A Yani Kediri. Namun, karena fasilitas yang terbatas, pemerintah kemudian memindahkan koleksi ke lokasi baru di kawasan Selomangleng, yang lebih representatif.
Dengan luas area sekitar 6.670 mΒ², museum ini berada di Jalan Mastrip No 1, Kelurahan Pojok, Kecamatan Mojoroto. Lokasinya yang dekat dengan Goa Selomangleng menjadikan kunjungan ke museum ini sering dipadukan dengan wisata alam dan religi.
Fasilitas Museum
Untuk menunjang kenyamanan pengunjung, Museum Airlangga Kediri dilengkapi berbagai fasilitas, antara lain:
- Ruang pameran tetap
- Tempat penitipan barang (locker)
- Komputer interaktif dan signage (penunjuk arah)
- Taman bermain anak
- Pos jaga dan toilet
- Area parkir yang memadai
Jam kunjung museum cukup fleksibel, buka setiap hari kecuali Jumat. Tiket masuknya sangat terjangkau, hanya Rp 1.000 untuk dewasa dan Rp 500 untuk anak-anak.
![]() |
Koleksi Museum Airlangga Kediri
Museum Airlangga memiliki 147 koleksi, yang terdiri dari 114 arca arkeologi dan 33 koleksi etnografi. Koleksi tersebut sebagian besar berasal dari masa Kerajaan Kediri, Singasari, dan Majapahit, serta menggambarkan kuatnya pengaruh Hindu-Buddha di Jawa Timur. Beberapa koleksi yang menonjol antara lain sebagai berikut.
1. Arca Hindu-Buddha
Museum ini menyimpan berbagai arca penting, seperti Siwa, Brahma, Vishnu, Parvati, Ardhanari, Ganeca, hingga Durga Mahisasuramardhini. Siwa digambarkan bertangan empat dengan atribut trisula, kamandalu, dan aksamala.
Brahma, sang Dewa Pencipta, digambarkan berkepala empat sebagai simbol empat kitab suci Veda. Durga Mahisasuramardhini ditampilkan gagah membunuh raksasa kerbau, simbol kemenangan kebaikan atas kejahatan.
2. Prasasti dan Relief Batu
Ada beberapa prasasti batu berhuruf Jawa Kuno yang menceritakan kehidupan masyarakat masa lalu. Relief manusia yang khas Jawa Timur, dengan wajah menghadap samping layaknya wayang, juga bisa ditemui di sini.
3. Koleksi Etnografi
Benda-benda etnografi yang dipamerkan menggambarkan kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa tempo dulu, seperti Pakinangan (wadah sirih) dari kayu maupun kuningan. Pipisan dan Gandik, alat tradisional untuk meracik jamu. Anak timbangan yang digunakan dalam aktivitas perdagangan.
4. Benda Upacara Keagamaan
Beberapa koleksi lain berhubungan dengan ritual keagamaan, misalnya Makara sebagai pancuran air suci berbentuk kepala gajah. Yoni dan Lingga, simbol kesuburan dalam pemujaan Hindu. Ghanta (lonceng pendeta) yang digunakan dalam upacara keagamaan.
5. Miniatur dan Artefak Batu
Museum ini juga memamerkan miniatur rumah batu yang diduga berkaitan dengan pemujaan Dewi Sri sebagai Dewi Padi. Ada pula gentong batu dan jambangan batu yang dipakai sebagai wadah air suci.
6. Koleksi Khas Majapahit
Salah satu yang menarik adalah arca perwujudan, yaitu patung raja atau ratu Majapahit yang diwujudkan sebagai dewa setelah wafat. Koleksi ini memberi gambaran unik tentang kepercayaan dan penghormatan terhadap penguasa.
Berwisata ke Museum Airlangga bukan sekadar jalan-jalan, tetapi perjalanan menelusuri sejarah. Koleksi lengkap, lokasi strategis, tiket masuk murah, serta suasana khas kawasan Selomangleng membuat museum ini menjadi tujuan yang sayang dilewatkan.
Bagi pelajar, guru, peneliti, hingga wisatawan umum, Museum Airlangga bukan hanya tempat melihat benda-benda kuno, tetapi juga sumber pengetahuan dan inspirasi tentang masa kejayaan Jawa kuno.
(ihc/irb)