Optimalkan Wisata Daerah, Begini Saran Tokoh Muda NU Jatim

Optimalkan Wisata Daerah, Begini Saran Tokoh Muda NU Jatim

Faiq Azmi - detikJatim
Selasa, 12 Agu 2025 23:20 WIB
Tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Timur, KH Ubaidillah Amin (Gus Ubaid)
Tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Timur, KH Ubaidillah Amin (Gus Ubaid) (Foto: Dok. Istimewa)
Surabaya -

Tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Timur, KH Ubaidillah Amin atau akrab disapa Gus Ubaid menyoroti tantangan dan peluang sektor pariwisata di Indonesia. Banyak daerah di Indonesia yang memiliki potensi wisata alam dan religi namun belum dieksplor secara maksimal.

Gus Ubaid menyebut sejumlah kepala daerah sudah berupaya memperbaiki infrastruktur dan mempromosikan potensi daerahnya, namun masih terkendala pada aspek pengelolaan dan edukasi masyarakat. Menurutnya, wisata alam kerap tak lepas dari keberadaan hiburan malam, alkohol, dan potensi kemaksiatan lain yang menjadi konsekuensi terbuka terhadap kunjungan wisatawan.

"Kalau mau buka diri jadi daerah wisata, mau tidak mau itu tantangannya. Kuncinya adalah edukasi masyarakat," ujar Gus Ubaid kepada detikJatim, Selasa (12/8/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengasuh Ponpes Annuriyah Kaliwining Jember ini menilai wisatawan tidak menghabiskan seluruh waktunya untuk aktivitas negatif.

ADVERTISEMENT

"Logikanya, kalau liburan seminggu, mentok lima hari mereka habiskan untuk hiburan malam, sisanya belanja dan mengunjungi lokasi-lokasi menarik," tambahnya.

Gus Ubaid mendorong pemerintah daerah untuk mengarahkan wisatawan agar membelanjakan lebih banyak waktu dan uang pada sektor yang mendukung perekonomian lokal, seperti belanja produk UMKM dan kunjungan ke destinasi unggulan. Ia juga menekankan, jika suatu daerah tidak siap menerima risiko sosial dari wisata umum, sebaiknya fokus pada pengembangan wisata religi.

Dalam pandangannya, wisata religi memiliki potensi ekonomi yang besar, terutama di wilayah Jawa yang memiliki tradisi ziarah kuat. Ia mencontohkan, Wisata Religi Sunan Ampel di Surabaya dikunjungi 3.000-5.000 orang per hari, bahkan lebih pada malam Jumat.

"Kalau dikelola dengan baik, potensi ini bisa membuka lapangan pekerjaan dan menjadi sumber cuan masyarakat," ujar Ketua Dewan Pembina Relawan Gawagis Berfikir Kemajuan (GBK) ini.

Selain destinasi Islam, Gus Ubaid juga menyinggung potensi wisata religi lintas agama, seperti kegiatan ibadah umat Hindu dari Bali ke Candipuro dan Bromo di Lumajang, serta wisata candi seperti Borobudur dan Prambanan yang telah menjadi destinasi kelas dunia. Menurutnya, pengelolaan yang baik, fasilitas memadai, dan keterlibatan UMKM lokal dapat menjadikan wisata religi sebagai pilar ekonomi baru di daerah.

"Pemerintah, khususnya Kementerian Pariwisata dan dinas terkait, perlu menengok potensi ini. Wisata religi bukan hanya soal spiritualitas, tapi juga peluang nyata untuk menggerakkan ekonomi," tandasnya.




(auh/abq)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads