Ponorogo kini punya destinasi wisata religi baru yang tak hanya indah secara visual, tetapi sarat nilai spiritual dan historis. Jembatan Wot Gandul, jembatan gantung sepanjang 80 meter yang diresmikan pada Mei 2024, menjadi penghubung dua masjid bersejarah di Desa Tegalsari, Kecamatan Jetis, yaitu Masjid Jami' Tegalsari dan Masjid Baiturrahman.
Selain memperlancar akses masyarakat, jembatan ini juga menjadi magnet spiritual bagi para peziarah. Kawasan ini pun kian ramai, terutama saat bulan Ramadan, karena menyuguhkan kombinasi antara wisata alam, religi, dan sejarah dalam satu pengalaman yang utuh.
Wisata Religi Jembatan Wot Gandul Ponorogo
Jembatan Wot Gandul dibangun Kementerian PUPR sejak tahun 2023, dan diresmikan pada 19 Mei 2024. Lokasinya berada di Desa Tegalsari, Kecamatan Jetis, Kabupaten Ponorogo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Awalnya, pembangunan jembatan ini dilakukan karena warga di dua wilayah harus memutar melalui Desa Wonoketro untuk bisa terhubung, yang memakan waktu lebih lama dan menyebabkan kemacetan di jalan utama menuju Masjid Tegalsari.
Kini, jembatan ini berfungsi sebagai jalur alternatif yang menghubungkan Dukuh Setono ke Masjid Tegalsari, mempermudah akses bagi masyarakat maupun peziarah yang datang dari berbagai daerah.
Berdasarkan data Humas Pemprov Jatim, saat bulan Ramadan 2025, kunjungan peziarah di kawasan ini mencapai 5.000 orang per hari. Angka ini menunjukkan betapa kuat daya tarik Jembatan Wot Gandul sebagai tempat ziarah dan wisata religi di Ponorogo.
Makna di Balik Nama "Shiratal Mustaqim"
Nama "Shiratal Mustaqim" berasal dari istilah dalam ajaran Islam. Shiratal Mustaqim berarti jalan lurus yang harus dilalui umat Islam demi keselamatan dunia dan akhirat. Nama ini punya makna mendalam karena menggambarkan perjalanan spiritual seseorang menuju kebenaran dan cahaya ilahi.
Penyebutan Jembatan Wot Gandul sebagai "jJembatan Shiratal Mustaqim" berasal dari inisiasi Bupati Sugiri Sancoko. Harapannya, setiap orang yang melintasinya akan tersadar dan kembali pada jalan yang benar-mengingat dosa-dosa yang telah diperbuat dan memohon hidayah agar kelak dimudahkan jalan menuju surga.
Daya Tarik Menghubungkan Dua Masjid Bersejarah di Ponorogo
Salah satu daya tarik utama Jembatan Wot Gandul adalah lokasinya yang menghubungkan dua masjid bersejarah, yaitu Masjid Baiturrahman dan Masjid Jami' Tegalsari. Masjid Baiturrahman dikenal sebagai masjid tertua di Ponorogo, dibangun pada abad ke-17 oleh para ulama besar seperti Kiai Donopuro, Kiai Noyopuro, dan Kiai Wongsopuro.
Masjid ini menjadi tempat belajar Kiai Ageng Muhammad Besari, salah satu tokoh sentral dalam dakwah Islam di wilayah tersebut. Bentuk bangunan masjid ini masih mempertahankan nuansa arsitektur Jawa kuno yang khas.
Sementara itu, Masjid Jami' Tegalsari yang berdiri 1724 memiliki keunikan karena konstruksinya tidak memakai kuda-kuda layaknya bangunan rumah, melainkan langsung berdiri dengan tiang penyangga besar dan beratapkan genting. Di belakang masjid terdapat makam Kiai Ageng Muhammad Besari, yang hingga kini menjadi tujuan utama para peziarah
Ketika malam tiba, Jembatan Wot Gandul berubah menjadi tempat yang begitu memikat. Lampu-lampu hias berkelip sepanjang jembatan menciptakan panorama indah yang Instagramable, sekaligus menenangkan hati.
Di sepanjang akses menuju jembatan, para pengunjung juga bisa menikmati kuliner khas dan berburu oleh-oleh. Pedagang lokal menjajakan aneka makanan, minuman, hingga buah tangan seperti kurma, tasbih, serta kerajinan tangan bernuansa Islami.
Jembatan Wot Gandul bukan hanya infrastruktur penghubung antarwilayah, tetapi simbol koneksi sejarah, spiritualitas, dan budaya lokal Ponorogo. Keberadaannya menghidupkan kembali semangat ziarah dan wisata religi, menjadikannya destinasi yang wajib dikunjungi bagi siapa pun yang ingin mengenal lebih dekat warisan Islam di Tanah Jawa.
(auh/irb)