Demo puluhan sopir jip di Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) berbuntut panjang. Pihak TNBTS kini melaporkan ke polisi karena demo yang digelar dengan disertai perusakan.
Kepala BB TNBTS Rudijanta Tjahja Nugraha mengatakan laporan tersebut karena sejumlah barang inventaris dirusak. Tak hanya itu, oknum sopir juga diduga mengambil STNK mobil Pajero Sport milik TNBTS.
"Terhadap perusakan dan pencurian aset serta intimidasi kepada petugas, pihak BB TNBTS akan segera melaporkan ke pihak berwajib," kata Rudi dalam keterangannya, Minggu (11/5/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rudi menambahkan, peristiwa demo berujung kericuhan itu bermula saat terjadi kemacetan di pintu masuk atau tempat pembelian tiket setempat.
Kemacetan disebabkan karena banyaknya pengunjung yang belum membeli tiket masuk. Padahal biasanya pembelian tiket dilakukan melalui tour operator atau operator jip.
"Pihak pihak ini lah yang biasanya tidak tertib dalam pembelian tiket meskipun sudah dilakukan sosialisasi dan menyepakati penyertaan QR-Code pada masing masing pengemudi jip," paparnya.
Sebagai catatan, lanjut Rudi, pelayanan pengunjung selama masa libur Hari Raya Idul Fitri yang tercatat mencapai 5.752 orang per hari berjalan dengan lancar, sedangkan pada saat kejadian jumlah pengunjung hanya berjumlah 4.026 orang.
Menurut Rudi, pada hari sebelum kericuhan terjadi, salah satu petugas bahkan ditabrak oleh pengemudi jip saat melakukan pengecekan QR-Code dan ada bukti video.
BB TNBTS kini telah menerapkan sistem booking online 100% sejak 1 Oktober 2019 hingga saat ini, sehingga baik pengunjung yang datang secara perorangan maupun menggunakan jasa wisata diwajibkan membeli tiket secara online terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam kawasan wisata Gunung Bromo.
(ihc/abq)